kievskiy.org

Ditelepon Ganjar Pranowo, Seorang Bidan Menangis Akui Telah Usir 3 Perawat dari Kos-kosan

GUBERNUR Jawa Tengah Ganjar Pranowo.*
GUBERNUR Jawa Tengah Ganjar Pranowo.* /ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegur seorang bidan asal Surakarta, yang mengusir  tiga perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)  Bung Karno Surakarta dari kos-kosan miliknya. 

Bidan yang juga ibu kos itu takut ketiga perawat tersebut bakal menularkan Covid-19 kepada suaminya.

Pengusiran juga dilakukan karena ke tiga perawat itu bertugas di rumah sakit yang menjadi rujukan pasien covid-19.

Baca Juga: Satu per Satu Anggota Keluarga Peserta Ijtima Gowa di Purbalingga Turut Tertular Covid-19

Baca Juga: Dirjen WHO Tegaskan Pandemi Virus Corona Jauh dari Kata Selesai

Baca Juga: 19 Provinsi di Indonesia Nihil Penambahan Kasus Positif COVID-19

Teguran Ganjar kepada bidan di Surakarta dilakukan melalui sambungan telepon pada Senin, 27 April 2020 malam usai salat Tarawih.
 Saat ditelpon, pemilik kos-kosan mengaku, takut suaminya tertular covid-19, mengingat tiga perawat itu bertugas di rumah sakit yang menjadi rujukan pasien covid-19.

"Saya telepon pemiliknya, dia nangis-nangis dan minta maaf. Bahasanya dia tidak mengusir, hanya takut suaminya tertular. Saya heran kenapa bisa begitu, padahal si ibu pemilik kos ini adalah bidan," kata Ganjar.

Sebelum menelofon bidan tersebut. Ganjar lebih dulu menghubungi
para perawat yang diusir dari kos-kosannya. Kepada mereka, Ganjar meminta kronologis kejadian sekaligus nomor telpon pemilik kos.

Baca Juga: Situasi Serba Sulit, PT Pegadaian Bantu Masyarakat Lewat Program Bunga 0 Persen

Baca Juga: Selama PSBB, 800 Orang Warga Kota Cimahi Makan Nasi ‘Gasibu’

Baca Juga: WNA Korea Selatan Asyik Main Golf di Tengah PSBB Sumedang, Petugas Tutup BGG

"Tadi langsung saya telpon ketiganya, alhamdulillah semuanya sudah aman karena sudah dijemput pihak rumah sakit. Karena itu rumah sakit baru, jadi ada banyak ruangan yang kosong yang dipakai untuk mereka sementara," terangnya.

Sampai saat ini tiga perawat yang diusir dari kos-kosannya itu dalam kondisi aman. Mereka sementara tinggal di rumah sakit dengan fasilitas yang ada.

"Edukasi memang harus kita tingkatkan untuk menghindari hal-hal semacam ini. Selain itu, kami juga sudah menyiapkan tempat khusus yang dapat digunakan para tenaga medis untuk tinggal apabila terjadi hal serupa. Namun sebenarnya, kalau edukasi kepada publik sudah baik, tentu tidak akan terjadi hal semacam ini," tegasnya.

Baca Juga: PM Italia Longgarkan Latihan Pemain Serie A di Masa Karantina, Ini Syaratnya

Baca Juga: Hoaks Makan Korban Lebih Banyak dari COVID-19, 700 Orang Tewas di Iran Gara-gara Spiritus

Pihaknya sudah menyiapkan sejumlah tempat untuk tempat tinggal para dokter dan tenaga medis di Jateng. Sejumlah hotel milik Pemprov Jateng serta beberapa tempat lain sudah ia siapkan.

"Memang harus ada shelter yang disiapkan agar para tenaga medis ini tenang. Di Semarang sudah kami siapkan Hotel Kesambi, di Solo juga ada bekas Bakorwil yang bisa ditempati. Itu rumahnya besar, kamarnya banyak dan nyaman. Selain itu, ada juga hotel milik kami yang ada di Solo yang bisa ditempati," terangnya.

Ganjar menyayangkan kejadian pengusiran tenaga medis dari tempat tinggalnya itu. Ia berharap, semua masyarakat mendukung para tenaga medis dengan tidak memberikan stigma negatif pada mereka termasuk keluarganya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat