kievskiy.org

Hari Perempuan Internasional 2022, Kenanglah Kisah Abadi Mak Eroh dan Inggit Garnasih yang Melampaui Zaman

Dokumentasi Pikiran Rakyat edisi 12 Juni 1988 mengangkat sosok Mak Eroh, perempuan peraih Kalpataru asal Tasikmalaya yang membuat saluran air untuk mengairi sawah-sawah di kampungnya dengan memapas perbukitan.
Dokumentasi Pikiran Rakyat edisi 12 Juni 1988 mengangkat sosok Mak Eroh, perempuan peraih Kalpataru asal Tasikmalaya yang membuat saluran air untuk mengairi sawah-sawah di kampungnya dengan memapas perbukitan. /Dok. Pikiran Rakyat

PIKIRAN RAKYAT - Jawa Barat tak pernah kekurangan perempuan tangguh yang kerap menjadi peneroka zaman. Para perempuan itu merintis jalan perubahan dan melawan stereotip meski berstatus ibu rumah tangga.

"Rumah bilik beratap rumbia tersembunyi di balik rimbunnya daun ketela. Rumah itu begitu sederhana hingga mirip dangau di tengah kebun ketimbang rumah tinggal."

Demikian gambaran Pikiran Rakyat edisi Minggu 12 Juni 1988 tentang kediaman Mak Eroh di Kampung Pasirkadu, Desa Santana­mekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya.

Tak dinyana, rumah sederhana itu berisi perempuan perkasa yang memapas perbukitan demi meng­alirkan air ke pesawahan warga.

Baca Juga: Hari Perempuan Internasional 2022, Melawan Monster Bernama Bias Gender

Baca Juga: Sejarah dan Tema Hari Perempuan Sedunia yang Diperingati 8 Maret, Bermula dari Perlawanan

Atas jasanya, Mak Eroh dianugerahi Kalpataru pada 1988. Hanya perempuan bermental baja yang sanggup nugar perbukitan alot untuk membuat saluran parit se­panjang 5 kilometer yang menjadi saluran air, dari kawasan hutan ke sawah-sawah di kampungnya.

Pikiran Rakyat sempat menyambangi kediaman Mak Eroh akhir 2018. Menyusuri parit yang dibuatnya menggunakan perkakas sederhana berupa belincong dan pacul menerbitkan kekaguman tersendiri.

Bagaimana tidak, saluran air itu berkelok-kelok melintasi bukit-bukit dengan jurang menganga di tepinya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat