kievskiy.org

Nadiem Makarim Tegaskan Indonesia Lebih Layak Jadi Bahasa Resmi ASEAN, Beberkan Keunggulannya Dibanding Melayu

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim /Pikiran Rakyat Pikiran Rakyat

PIKIRAN RAKYAT -  Warganet ikut ramai membicarakan perihal usulan Perdana Menteri Malaysia mengenai gagasan bahasa Melayu menjadi bahasa kedua ASEAN.

Tak berselang lama, tagar #BelaBahasaIndonesia pun menjadi trending topic di Twitter.

Gagasan itu menimbulkan reaksi dari para warganet Indonesia di media sosial. Hal ini karena bahasa Melayu dinilai perlu dikaji ulang apabila hendak menjadi bahasa kedua ASEAN.

Baca Juga: 10 Alasan Bahasa Indonesia Lebih Layak Jadi Bahasa Kedua ASEAN Menurut Badan Bahasa Kemdikbud

Tanggapan dari warganet Indonesia sangat beragam. Namun secara keseluruhan, mereka mendukung penuh bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua ASEAN.

Di sisi lain, warganet juga memuji ketegasan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, yang menyatakan penolakannya atas bahasa Melayu untuk dijadikan bahasa kedua ASEAN.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman resmi Badan Bahasa Kemdikbud, Nadiem Makarim menyampaikan keterangan tertulisnya mengenai hal ini.

Baca Juga: Nadiem Makarim Ngotot Bahasa Indonesia Jadi Bahasa ASEAN: Sudah Selayaknya

“Saya sebagai Mendikbudristek, tentu menolak usulan tersebut. Namun, karena ada keinginan negara sahabat kita mengajukan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi ASEAN, tentu keinginan tersebut perlu dikaji dan dibahas lebih lanjut di tataran regional," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat