kievskiy.org

Jokowi: Orang Bisa Pedang-Pedangan Gara-Gara Sengketa Lahan, Hati-Hati

Jokowi menilai jika sertifikat lahan juga sangat penting untuk dimiliki masyarakat sebagai alat perputaran ekonomi./Instagram Jokowi
Jokowi menilai jika sertifikat lahan juga sangat penting untuk dimiliki masyarakat sebagai alat perputaran ekonomi./Instagram Jokowi

PIKIRAN RAKYAT – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan pentingnya sertifikat kepemilikan lahan, dan pentingnya jasa pemerintahan untuk memastikan masyarakat memiliki sertifikat lahan.

Pasalnya sampai tahun 2015, Jokowi melihat bahwa hanya ada 46 juta orang yang memiliki sertifikat tanah dari 126 juta orang. Hal ini menyisakan 80 juta orang tidak memiliki sertifikat kepemilikan lahan atas tanahnya.

“Bahaya loh yang Namanya sengketa lahan, sengketa tanah itu bahaya banget. Orang bisa bunuh-bunuhan karena itu. Orang bisa pedang-pedangan karena sengketa lahan. Antar Kampung berantem bisa karena sengketa lahan, rakyat dan perusahaan bisa berantem karena sengketa lahan, hati-hati ini hati-hati,” kata Jokowi dalam Pembukaan Pembukaan Pertemuan Puncak Gugus Tugas Reformasi Agraria (GTRA Summit) 2022, Wakatobi, 9 Juni 2022.

Baca Juga: Media Turki: Pengusiran Pesawat Menlu Rusia dari Langit Balkan akan Jadi Ancaman Baru, AS Harus Tanggung Jawab

Selain itu, menurut Jokowi sertifikat lahan juga sangat penting untuk dimiliki. Pasalnya dengan memiliki sertifikat lahan, rakyat bisa memakainya sebagai alat perputaran ekonomi.

Menurutnya, Sertifikat lahan mampu mampu menjadi pemicu pergerakan ekonomi. Karena masyarakat yang mendapatkannya mampu mengubah sertifikat menjadi kolateral, jaminan, hingga akses permodalan ke bank dan Lembaga keuangan.

“Hati-hati, persoalan yang tidak bisa kita selesaikan, merembetnya ke permasalahan sosial, ke ekonomi. Dan persoalan ini nggak akan Cuma berdampak ke lahan saja,” ucapnya.

Baca Juga: Luhut Panjaitan: Penetapan Harga Tiket Naik Candi Borobudur Hasil Studi dengan UNESCO

Bahkan menurut Jokowi sampai pada pembangunan jalan tol yang menjadi berhenti. Menurutnya permasalahan yang disebabkan masalah ini bahkan bisa berangsur-angsur sampai 10 hingga 20 tahun.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat