kievskiy.org

Profesor UI Bicara Khilafatul Muslimin: Mengobral Ideologi Khilafah, Merasa Paling Saleh

Polisi menurunkan papan bertulis Khilafatul Muslimin dari rumah warga sekaligus kantor cabang kelompok tersebut di Solo, Jawa Tengah, Kamis, 9 Juni 2022.
Polisi menurunkan papan bertulis Khilafatul Muslimin dari rumah warga sekaligus kantor cabang kelompok tersebut di Solo, Jawa Tengah, Kamis, 9 Juni 2022. /Antara/Maulana Surya

PIKIRAN RAKYAT - Unit Pelaksana Teknis Pengamanan Lingkungan Kampus Universitas Indonesia (UPT PLK UI) beserta Masjid Ukhuwah Islamiyah dan Patroli Mahasiswa menggelar acara Diskusi Panel dan Deklarasi Kebangsaan Mahasiswa Indonesia.

Diskusi itu bertajuk Penguatan Resistansi Dunia Kampus dari Ancaman Gerakan Ideologi Klandestin Khilafatul Muslimin Guna Mencegah Terjadinya Disintegrasi Bangsa di Indonesia.

Diskusi digelar dengan tujuan menghalau berbagai tindakan yang bersifat disintegrasi, seperti radikalisme, ekstremisme, dan terorisme. UI berkomitmen terhadap penguatan dan penanaman nilai-nilai Pancasila, kebangsaan, dan kebhinekaan.

Baca Juga: Jadwal Semifinal Malaysia Open Hari Ini 2 Juli 2022, Tiga Wakil Indonesia Berebut Tiket ke Final

UI menentang kelompok radikal yang memecah belah bangsa, termasuk kelompok Khilafatul Muslimin. Menurut Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI, Prof. Dr. Abdul Haris, tujuan, visi, dan misi yang dibawa Khilafatul Muslimin tidak sesuai dengan komitmen bangsa Indonesia.

“Gerakan Khilafatul Muslimin yang mengobral ideologi khilafah, merasa mengamalkan Islam paling saleh, dan memiliki posisi intelektual yang mendukung ISIS, tentu tidak sesuai dengan komitmen kebangsaan kita yang luhur karena menyebabkan keresahan di tengah masyarakat,” katanya pada Jumat, 1 Juli 2022.

Baca Juga: Wukuf di Arafah 8 Juli 2022, Ibadah Haji Berkiblat pada Ka'bah di Mekah sebagai Pusat Dunia

Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen. Pol. R. A. Nurwahid telah menangani kasus teroris di berbagai daerah di Indonesia sejak 1995.

Menurutnya, lebih dari 90 persen pelaku teroris beridentitas Islam. Dia menggarisbawahi pelaku adalah oknum yang tidak bertanggung jawab karena memanipulasi ayat Al-Qur’an untuk dimanfaatkan sebagai hasutan dan ujaran kebencian.

“Radikalisme, terorisme, dan sejenisnya merupakan fitnah besar yang dapat menghancurkan bangsa Indonesia. Khilafatul Muslimin, misalnya, ia berpolitisasi, bermetamorfosis, hingga saat ini telah menyebar ke berbagai daerah di seluruh Nusantara,” kata Nurwahid.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat