PIKIRAN RAKYAT – Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Index 2021 menetapkan Indonesia sebagai negara yang paling dermawan.
Hal ini didasari dengan data donasi online yang dirilis oleh salah satu platform galang dana di Indonesia yang mencatat bahwa sepanjang tahun 2021 lebih dari 3 juta donatur berdonasi ke aplikasi online tersebut.
Diketahui, dana donasi yang terkumpul tersebut telah disalurkan untuk 36.000 kegiatan atau program sosial yang bertujuan untuk membantu dan meringankan beban masyarakat, seperti, korban bencana alam, pendidikan, tempat tinggal, hingga program sosial dan kemanusiaan lainnya.
Terkait fenomena ini, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana meminta agar masyarakat Indonesia selalu memperhatikan pemilihan platform atau aplikasi penggalangan dana donasi, baik secara online, ataupun secara langsung kepada pengelola.
Baca Juga: Setelah Blokir 60 Rekening ACT, PPATK Ungkap Dana Rp1,7 Milair Dikirim ke Negara Terkait Terorisme
Pasalnya Kepala PPATK itu menyebut ada sejumlah oknum yang menyalahgunakan kepercayaan para donatur.
“Ini sudah terendus sejak laporan disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan/PJK kepada PPATK,” ungkap Ivan. Ada beberapa transaksi yang patut diduga terkait dengan kegiatan-kegiatan yang melanggar peraturan perundang-undangan,” ucap Kepala PPATK, dikutip dari website PPATK, Jumat, 8 Juli 2022.
Ivan Yustiavandana pun mengungkapkan ada beberapa modus penyalahgunaan yang telah ditemukan oleh PPATK, diantaranya menghimpun sumbangan melalui kotak amal yang terletak di kasir toko perbelanjaan, selain itu ada beberapa modus lainnya yang mengatasnamakan sumbangan, namun identitasnya kurang jelas dan akuntabilitasnya belum dapat dipertanggungjawabkan.
Pihak PPATK juga meminta agar masyarakat waspada dan melakukan beberapa hal terlebih dahulu untuk memastikan kredibilitas lembaga penyalur uang donasi sebelum akhirnya memutuskan sebagai donatur. Berikut langkah-langkah yang dapat diterapkan;