PIKIRAN RAKYAT – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melalui Direktur Jenderal (Dirjen) Aplikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan menemukan bahwa 2 juta sampel data kartu SIM yang diduga bocor tidak persis dengan database.
Adapun hal ini dikonfirmasi setelah mereka melakukan pencocokan data sampel dengan data dari provider serta Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).
Berdasarkan hasil tersebut, hanya ditemukan kemiripan data sebanyak 15–20 persen. Pada salah satu provider, tingkat kemiripan bahkan hanya mencapai 9 persen.
“Dalam kesimpulannya tadi, semua melaporkan bahwa (data sampel) tidak sama, tapi ada beberapa file yang ada kemiripannya,” kata Semuel setelah rapat koordinasi dengan provider dan Dukcapil, seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.
Baca Juga: Rakyat Menjerit BBM Naik, Ratusan Mahasiswa akan Demo Tolak Keputusan Pemerintah
Adapun Semuel mengungkap, kemiripan data terletak pada nomor telepon dan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Sedangkan, data lain seperti operator seluler dan tanggal registrasi tidak sama persis.
Meski kemiripan dikatakan kecil, Semuel mengungkap tidak menutup kemungkinan bahwa itu memang strategi hacker yang menyebarkan sampel data.
“Struktur datanya itu yang bocor itu setelah dicocokkan tidak sama persis, apakah ini memang ada kesengajaan, apakah ini memang strategi hacker-nya, kita nggak tahu, makanya harus ada yang namanya pendalaman,” tuturnya.
Lebih lanjut, Semuel menepis tuduhan bahwa kebocoran data berasal dari Kemenkominfo. Ia menyebut, pihaknya tidak memiliki data lengkap mengenai kartu SIM.
Baca Juga: Anies Baswedan Pastikan Akan Penuhi Panggilan KPK Soal Formula E