kievskiy.org

Pemerintah Naikan Harga BBM, Pakar: Dia Mau Bilang 'yang Tua, Cacat, Tak Berguna Harus Mati'

Mahasiswa berunjuk rasa di Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Jawa Timur, Rabu 14 September 2022. Mereka menyerukan berbagai tuntutan salah satunya menolak kenaikan harga BBM.
Mahasiswa berunjuk rasa di Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Jawa Timur, Rabu 14 September 2022. Mereka menyerukan berbagai tuntutan salah satunya menolak kenaikan harga BBM. /Antara/Didik Suhartono

PIKIRAN RAKYAT - Dosen Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI, Dr. Mulyadi mengatakan bahwa percuma masyarakat berharap kepada negara maupun aparat.

Pasalnya, Mulyadi mengatakan pemerintah tidak akan bergeming dengan keputusan yang telah mereka putuskan, salah satunya adalah menaikan harga bahan bakar minyak.

Mulyadi menambahkan bahwa praktik di negara Indonesia sudah menggunakan paham liberal, yakni paham yang diserukan kepada masyarakat dengan cara-cara yang merugikan mereka

"Karena itu, seruan liberalisme ini kepada seluruh masyarakat atau seluruh bangsa itu disinggungnya dengan mengatakan bahwa banteng-bantengan cacat yang sudah tua, sakit-sakitan, itu harus mati," ujar Mulyadi.

Baca Juga: Suku Bunga Naik Serentak di Seluruh Dunia, Bank Dunia Peringatkan Resesi Global

"Saya haluskan ini, sebenarnya dia mau bilang orangtua yang tidak ada manfaatnya mati aja, ya dia cuma mengatakan banteng-banteng yang cacat, sakit-sakitan, yang sudah tua itu ndak ada gunanya anda hidup," tuturnya.

Karena, kata Mulyadi, jika individu-individu tersebut tetap hidup maka hanya akan membebani generasinya.

Berkaca pada paham liberalisme tersebut, Mulyani mengatakan bahwa inilah wujud Indonesia sekarang.

Baca Juga: Pakar: Demo Kenaikan Harga BBM Tak Ada Gunanya, Kecuali Pemerintahan Jatuh

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat