kievskiy.org

IATA: Penumpang Udara Sudah Capai 83 Persen dari Tingkat pra Pandemi

Petugas membersihkan lantai Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta, Rabu (26/1/2022). Kementerian Perhubungan menutup sementara Bandara Halim Perdanakusuma mulai hari ini selama 3,5 bulan dalam rangka revitalisasi sesuai Perpres nomor 9 tahun 2022 guna meningkatkan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww.
Petugas membersihkan lantai Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta, Rabu (26/1/2022). Kementerian Perhubungan menutup sementara Bandara Halim Perdanakusuma mulai hari ini selama 3,5 bulan dalam rangka revitalisasi sesuai Perpres nomor 9 tahun 2022 guna meningkatkan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww. /Dhemas Reviyanto ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT - Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) pada Juni lalu menyatakan bahwa penumpang udara diperkirakan mencapai 83 persen dari tingkat pra-pandemi tahun 2022.

Sedangkan, berdasarkan data terbaru dari Kemenperin, jumlah penumpang yang mengudara di Indonesia saat ini diperkirakan meningkat 30 persen dari tahun sebelumnya.

"Pertumbuhan ini digadang-gadang dapat menjadikan Indonesia sebagai pasar transportasi terbesar keenam pada tahun 2034 mendatang," kata Direktur Utama TransNusa, Bayu Sutanto di Jakarta, Rabu 28 September 2022.

Dikatakan, saat ini adalah momentum yang tepat untuk menekuni kembali penerbangan dengan melihat besarnya peningkatan kapasitas penumpang dari tahun ke tahun, serta peningkatan mobilitas masyarakat pasca pandemi Covid-19. TransNusa juga melihat adanya kebutuhan akan pilihan layanan transportasi udara.

Baca Juga: ​Profil dan Rekam Jejak Febri Diansyah, Pengacara Baru Putri Candrawathi Dalam Kasus Brigadir J

"Sejalan dengan komitmen kami untuk terus mendukung konektivitas, mendorong pengembangan pariwisata nasional serta percepatan pemulihan ekonomi pasca pandemi, kami siap ikut meramaikan kembali langit Indonesia.” kata Bayu.

Dia menambahkan, sektor transportasi udara merupakan salah satu tulang punggung transportasi dan konektivitas nasional, serta penggerak utama perekonomian.

"Kehadiran maskapai TransNusa yang kini menghubungkan Bali - Jakarta - Yogyakarta menjadi angin segar yang juga semakin mendukung kemajuan sektor pariwisata di Indonesia," kata Bayu.

Konsep yang disajikan oleh perusahaan juga diakui menjadi langkah dalam memfasilitasi kebutuhan masyarakat serta mendukung kebijakan pemerintah terkait harga tiket pesawat domestik.

Baca Juga: Jokowi-Vladimir Putin-Xi Jinping Semakin Lengket, Rizal Ramli: Bisakah Indonesia Independen?

“Kami berharap dengan konsep penerbangan Low Cost Carrier (LCC) yang kami maksimalkan, TransNusa dapat turut mempermudah masyarakat dalam melengkapi kebutuhan transportasi udara dan menjadi opsi terbaik terutama untuk mereka yang ingin melakukan penerbangan domestik dzari maupun ke Bali, Jakarta dan Yogyakarta,” ungkap Bayu.

Beroperasi sejak tahun 2005, TransNusa (PT TransNusa Aviation Mandiri) merupakan maskapai penerbangan Indonesia yang telah melayani wilayah timur Indonesia, terutama Nusa Tenggara-Bali dan Sulawesi bagian selatan.

Pada Agustus 2011, TransNusa memasuki tahap baru dengan menerima Air Operator's Certificate (AOC) dan izin penerbangan niaga berjadwal.

Menurut Bayu, kali ini bersama kampanyenya #TerbangKembali, perusahaan telah bertransformasi dan siap menghadirkan layanan transportasi udara dengan konsep maskapai penerbangan bertarif rendah atau Low-Cost Carrier (LCC) yang memberikan kenyamanan, harga yang ekonomis serta aman bagi masyarakat Indonesia.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat