kievskiy.org

Indonesia Malah Terlihat Ironis di Tengah Perkembangan Produk Halal Global

Logo halal Indonesia.
Logo halal Indonesia. /Kemenag.go.id

PIKIRAN RAKYAT - Bisnis produk halal dunia terus berkembang belakangan ini. Perdagangan produk halal antarnegara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mencapai 254 miliar dolar AS dan diprediksi dapat mengungkit produk domestik bruto (PDB) sebesar 1-3% per tahun negara anggotanya.

Perkembangan positif itu dipengaruhi lima fakta, yakni pertambahan populasi Muslim dunia, peningkatan kesejahteraan masyarakat di negara-negara OKI, peningkatan kesadaran religius populasi Muslim, penetrasi teknologi informasi dan komunikasi yang pesat, dan peningkatan tren halal lifestyle.

Harus diakui, Covid-19 ikut mendorong tren halal lifestyle itu. Menjaga imunitas tubuh dengan mengonsumsi makanan, minuman, obat, vaksin yang halal, dan sebagainya.

Halal lifestyle itu tidak hanya berkembang di negara-negara Islam. Misal, Jepang menjadi salah satu negara yang berambisi menjadi role model produk halal dunia.

Koya Fuji sudah dicanangkan sebagai kota halal di negara itu. Eropa menunjukkan pertumbuhan yang besar, dengan permintaan produk halal yang meningkat rerata 15% per tahun.

Baca Juga: Tantangan Berat Caketum PSSI: Keamanan, Sistem, Kualitas Wasit, Suporter, hingga Konflik Kepentingan

Sebagaimana diketahui, produk halal bukan hanya makanan, tetapi juga mencakup hampir semua kebutuhan hidup, mulai dari sandang hingga papan.

Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, sudah masuk ke dalam ekosistem dunia produk halal tersebut. Bahkan, State of Global Islamic Economy Report (SGIE) 2020 melaporkan, Indonesia masuk tiga besar negara dengan nilai investasi tertinggi untuk produk-produk halal dengan raihan investasi 6,3 miliar dolar AS, tumbuh 219% dari tahun sebelumnya.

Apakah capaian itu sudah optimal? Jawabannya, belum. Malah terlihat ironis. Pertama, dari enam indikator penilaian Thomson Reuters, Indonesia hanya masuk 10 besar pada tiga indikator sektor industri halal, yakni fashion halal (ke-3), pariwisata halal (ke-4), dan keuangan Islami (ke- 5).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat