PIKIRAN RAKYAT - Banyak jalan menuju Tanah Suci. Barangkali hal itulah yang dilakukan sastrawan senior Ajip Rosidi dan sutradara kawakan Misbach Yusa Biran saat berhaji tempo dulu.
Ajip menunaikan salah ibadah rukun Islam itu dari luar negeri pada 1976. Awalnya, ia tertarik beribadah tersebut via Eropa setelah melihat kawannya, Ramadhan KH, melakukan cara itu.
Ramadhan menunaikan haji dari tempat tinggalnya saat itu di Prancis. Ongkos haji dari Eropa terbilang murah saat itu, yakni Rp850.000. Sebetulnya, ongkos naik haji dalam negeri ditetapkan pemerintah hanya Rp690.000 per orang. Namun pada praktiknya, ada penambahan biaya-biaya lain.
"Eta teh resmina, da apan salian ti eta unggal jemaah masih kudu ngaluarkeun deui duit jang rupa kapereluan, di antarana nu saenyana taya patalina jeung ibadah haji (Itu ongkos resminya, selain itu setiap jemaah haji mesti mengeluarkan biaya untuk keperluan lain, yang di antaranya tak ada hubungannya dengan ibadah haji)," tulis Ajip dalam bukunya, Ucang-Ucang Angge: Panineungan Ajip Rosidi.
Baca Juga: Tradisi Tur Tandang Bobotoh Persib Tempo Dulu, Pakai Sepeda, Oplet, Delman, dan Kereta Api
Akhirnya, Ajip memutuskan berangkat haji dari Paris, Prancis. Untuk visa haji, ia juga memintanya di sana.
"Waktu menta visa ka Kedutaan Besar Arab Saudi, mimitina disodoran formulir visa nu kudu dieusian. Tapi sabada terangeun yen kuring sarerea rek munggah haji, formulir nu geus disodorkeun teh dicokot deui tuluy diganti formulir husus (Saat minta visa haji ke Kedutaan Besar Arab Saudi, awalnya disodorin formulir visa yang harus diisi. Tapi setelah petugas tahun kalau saya dan rombongan akan naik haji, formulirnya diganti formulir khusus)," kata Ajip.
Meski visa diurus di Paris, penerbangan ke Jeddah, Arab Saudi dilakukan dari Belanda.
Dari Jeddah, perjalanan berlanjut ke Mekah. Urusan pemondokan diserahkan ke pengurus lokal yang dikenal dengan istilah syekh.