kievskiy.org

Proporsional Terbuka atau Tertutup Kerap Diperdebatkan, Ketua MPR Tawarkan Langkah Berikut

Ilustrasi pemilu 2024 dan perdebatan sistem proporsional terbuka dan tertutup.
Ilustrasi pemilu 2024 dan perdebatan sistem proporsional terbuka dan tertutup. /Pixabay/Thor_Deichmann Pixabay/Thor_Deichmann

PIKIRAN RAKYAT - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo buka suara terkait polemik sistem Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 yang bakal menggunakan proporsional terbuka atau tertutup. Menurut Bamsoet, kedua sistem tersebut memiliki konsekuensi plus dan minus.

"Pada sistem proporsional terbuka, misalnya, sisi positifnya caleg harus bekerja keras memenangkan hati rakyat sehingga bisa mendorong kedekatan caleg dengan rakyat," kata Bamsoet dalam keterangannya, Senin 20 Februari 2023.

Di sisi lain, tambah Bamsoet, sistem ini membuka banyak peluang money politic yang berakhir pada moral hazard (risiko moral) bahwa hanya mereka yang memiliki modal besar yang bisa bersaing.

"Sedangkan caleg berkualitas yang tidak memiliki modal sangat mudah tersingkirkan," ujarnya.

Baca Juga: Jokowi Sebut Sistem Proporsional Pemilu 2024 Merupakan Urusan Partai

Begitupun dalam sistem proporsional tertutup. Menurut Bamsoet, sisi positifnya, partai politik memiliki kewenangan menentukan caleg sehingga caleg berkualitas dan kader yang telah berdarah-darah membesarkan partai dengan modal yang minimal tetap bisa masuk ke Parlemen.

"Sisi negatifnya, kedekatan caleg dengan rakyat bisa tidak menjadi kuat karena caleg terkesan lebih "takut" terhadap partai daripada kepada rakyat," ucapnya.

Agar tidak hanya berkutat pada sistem terbuka dan tertutup, Bamsoet menawarkan jalan tengah menggunakan campuran terbuka dan tertutup sebagaimana yang dilakukan di Jerman.

Bamsoet mengungkapkan, campuran sistem terbuka dan tertutup ini pernah dibahas saat dirinya menjabat Ketua DPR RI pada periode 2018-2019.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat