kievskiy.org

Pakar UGM Sebut Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Punya Dampak Buruk bagi Siswa dan Orangtua

Ilustrasi kegiatan belajar mengajar dan jam masuk sekolah.
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar dan jam masuk sekolah. /Antara/M Agung Rajasa

PIKIRAN RAKYAT - Kebijakan masuk sekolah pada pukul 5.30 WITA yang diterapkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapat kritik dari pakar Perkembangan Anak, Remaja, dan Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Novi Poespita Candra.

Dia menyebut bahwa kebijakan terkait kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah yang dimulai pada jam 5 pagi punya dampak buruk bagi siswa.

"Masuk lebih pagi, terburu-buru, dikhawatirkan anak-anak jadi tidak sempat sarapan atau sarapan namun kurang berkualitas sehingga memengaruhi konsentrasi belajar di sekolah," kata Novi di Yogyakarta, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Jumat, 3 Maret 2023.

Tidak hanya itu, menurutnya, ada dampak negatif lain yang dapat ditimbulkan oleh kebijakan tersebut, di antaranya dampak negatif pada fisik, emosi, maupun kognisi siswa.

Baca Juga: Gerindra Soal Penundaan Pemilu 2024: Belum Baca Secara Lengkap Putusannya

Dari segi fisik, kata Novi, masuk sekolah dengan waktu yang lebih pagi dapat mengganggu kualitas tidur siswa, sehingga efeknya dapat berpengaruh pada kondisi fisik.

Selain itu, adanya penambahan jam belajar atau jam sekolah juga dapat memberikan dampak negatif seperti kelelahan kronis yang mungkin akan diderita oleh siswa.

Hal itu juga dapat menjadi sebab menurunnya imunitas tubuh, sehingga siswa lebih rentan terserang penyakit dan menurunkan fokus belajar.

Co-Founder Gerakan Sekolah Menyenangkan itu mengatakan, emosi siswa juga akan terpengaruh oleh kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi tersebut, karena mereka dituntut untuk bangun lebih pagi yang tentunya bukan hal mudah dilakukan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat