kievskiy.org

Respons Pertamina Soal Keluarga Korban Diberi Rp10 Juta per Jenazah dan Setuju Tak Tuntut Perusahaan BUMN Itu

Kebakaran pipa penerimaan BBM di Terminal Terintegrasi BBM Plumpang, Jakarta Utara.
Kebakaran pipa penerimaan BBM di Terminal Terintegrasi BBM Plumpang, Jakarta Utara. /Gulkarmat

PIKIRAN RAKYAT - Eksekutif General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Deny Djukardi mengatakan pihaknya akan mengecek adanya peristiwa kiriman surat mengatasnamakan dari PT Pertamina Patra Niaga itu. Kepastian itu disampaikan saat dia ditanya oleh wartawan kala acara takziah terhadap korban yang meninggal akibat terjadi insiden Depo Plumpang.

"Nanti saya konfirmasi lagi ya berkaitan seperti itu, karena kami juga masih mendata masing-masing korban, baik yang ahli warisnya. Tentunya itu masih kami coba data, kemudian terkait dengan pemberian nanti saya konfirmasi dengan tim kami di Plumpang," tuturnya.

Deny Djukardi menuturkan, Pertamina ikut berdoa dan mendoakan agar para korban musibah ini mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT. Apalagi, tentunya ini masih ada beberapa yang sedang mengalami perawatan dapat cepat dipulihkan kembali kesehatannya.

Pertamina juga menanggung beban biaya perawatan korban kebakaran depo Pertamina Plumpang seluruhnya, hingga pulih di Rumah Sakit. Kemudian kepada korban yang meninggal juga diberikan biaya pemakaman dan juga ada dana kerahiman bagi para korban yang meninggal.

Baca Juga: Murka Keluarga Korban Tewas Kebakaran Depo Plumpang Usai Disodori Surat Pernyataan Tak Tuntut Pertamina

'Teror' Surat Perjanjian

Keluarga korban tewas kebakaran Depo Pertamina Plumpang 'murka' usai disodori surat pernyataan tak akan menuntut perusahaan pelat merah tersebut. Mereka pun menolak perlakuan semena-mena oleh oknum pengirim titipan surat dari PT Pertamina (Persero) di RS Polri Kramat Jati.

Keluarga dari salah satu korban atas nama Sumiati (71), Acep Hidayat (53) menuturkan bahwa kejadian itu berlangsung saat dia ingin mengeluarkan jenazah korban dari Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Pada saat itu, ada pria yang tiba-tiba menyodorkan sepucuk surat pernyataan tidak boleh menuntut perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut, dengan imbalan diberi uang senilai Rp10 juta per jenazah.

"Saya tolak uang tersebut, saya bilang bagaimana kalau dibalik? Saya bunuh kamu, lalu saya kasih Rp10 juta ke istrimu, mau? Kami tidak mau diperlakukan semena-mena," kata kepada wartawan di Jakarta Utara, Rabu, 9 Maret 2023.

Acep Hidayat mengaku merasa sakit hati dengan tawaran yang menurutnya tidak memiliki akhlak yang baik itu. Padahal, kedatangan pihaknya ke RS Polri Kramat Jati hanya untuk mengeluarkan empat jenazah anggota keluarganya yang sudah selesai diidentifikasi, bukan untuk meminta belas kasihan dari siapapun.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat