kievskiy.org

17 Bule di Bali Terganggu Suara Kokok Ayam, Kemenparekraf: Wisatawan Jangan Over Acting

Ilustrasi. Kemenparekraf merespons petisi dari sejumlah WNA yang merasa terganggu dengan suara kokok ayam.
Ilustrasi. Kemenparekraf merespons petisi dari sejumlah WNA yang merasa terganggu dengan suara kokok ayam. /Pixabay/Enrique

PIKIRAN RAKYAT -  Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) merespons komplain sejumlah warga negara asing (WNA) di Bali yang merasa terganggu dengan suara kokok ayam. Sebelumnya, sebanyak 17 WNA melayangkan petisi ke Kantor Camat Kuta Selatan, Badung, Bali, yang berisi komplain ihwal suara kokok ayam yang terdengar hingga tempat mereka menginap.

Plt Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Frans Teguh, menilai hal itu merupakan euforia berlebihan sejumlah turis mancanegara. Frans menuturkan, penting bagi wisatawan mancanegara untuk menghormati dan menghargai nilai-nilai kearifan lokal.

"Ini sebetulnya karena euforia berlebihan. Banyak wisatawan yang datang sekarang ke Bali, tapi rupanya mereka sudah mulai komplain. Ini terbalik-balik," ujar Frans Teguh dalam pernyataan pada Kamis, 9 Maret 2023.

"Kita perlu wisatawan, tapi jangan sampai over acting. Ini perlu kita perkuat kepekaan mengatur wisatawan. Wisatawan harus diatur, baik domestik maupun mancanegara," ujarnya mengimbuhkan, dikutip Pikiran-rakyat.com dari Antara.

Baca Juga: KSPI Gelar Aksi di Kantor DJP, Minta Dirjen Pajak Dicopot

Menyusul hal itu, Frans Teguh mengimbau pengelola objek wisata agar memberikan pemahaman kepada turis asing tentang kearifan lokal harus dipatuhi.

"Saya hanya ingin mengatakan bahwa ini tentang manajemen destinasi yang harus betul kita atur rumah tangganya. Pengunjung dan tamu harus tahu persis apa nilai-nilai lokal yang harus dijunjung dan diikuti," ujarnya.

Selain itu, Frans juga menyinggung perihal pentingnya memperhatikan reputasi objek wisata agar diminati wisatawan lokal dan asing secara berkelanjutan.

"Reputasi destinasi adalah sesuatu yang harus kita pertahankan karena siklus destinasi itu bisa macam-macam. Ada banyak destinasi populer pada suatu masa tapi kemudian tidak lagi," ujarnya.

Baca Juga: KKB Egianus Kogoya Singgung PBB dalam Syarat Pembebasan Kapten Philip Pilot Susi Air

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat