kievskiy.org

Fahri Hamzah Soroti Gaya Hidup Mewah Sejumlah Pegawai Pajak, Singgung Kasus Gayus Tambunan

Wakil Ketua Partai Gelora, Fahri Hamzah puji tindakan Lili Pintauli Siregar yang mundur dari jabatan Wakil Ketua KPK.
Wakil Ketua Partai Gelora, Fahri Hamzah puji tindakan Lili Pintauli Siregar yang mundur dari jabatan Wakil Ketua KPK. /Inatagram/@fahrihamzah

PIKIRAN RAKYAT – Politikus sekaligus mantan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, berkomentar soal gaya hidup mewah beberapa pegawai pajak di Kementerian Keuangan yang ramai dibicarakan masyarakat. Fahri Hamzah kembali mengungkit kasus yang pernah menimpa Gayus Tambunan dan Angin Prayitno Aji.

Fahri Hamzah mengatakan, kasus Angin Prayitno Aji menunjukkan betapa mudahnya pegawai pajak bermain angka.

“Apa sebenarnya yang membuat mereka bisa bermain? Tentu karena sistemnya memberi ruang bagi permainan itu terjadi. Teorinya sederhananya, monopoli plus diskresi minus accountiblity adalah korupsi. Ini rumus sederhana dari Jeremy Pope,” kata Fahri Hamzah melalui cuitan di akun Twitter @FahriHamzah pada 13 Maret 2023.

“Di manapun ada konsentrasi kekuasaan, di sanalah ada potensi corrupt. Dan di Ditjen Pajak konsentrasi kekuasaan itu absolut, maka absolut power corrupt absolutely (mengutip Lord Acton). Ibu Sri Mulyani dan Prof Mahfud MD tentu sangat memahami itu,” tuturnya lagi.

Baca Juga: Kepolisian Malaysia Tahan Dua Pria Terkait Ancaman Pembunuhan Radja

Mantan Politisi Partai Keadilan Sosial (PKS) itu memberikan contoh bagaimana kekuasaan absolut berada di tangan para pejabat Ditjen Pajak.

Cuitan Fahri Hamzah.
Cuitan Fahri Hamzah.

“Bagaimana praktiknya di lapangan? Pegawai pajak menentukan nilai pajak sebuah perusahaan. Jika menolak, maka silakan gugat, gugatnya kemana? ke pegawai pajak itu sendiri. Siapa yang akan mengadili? Ya Pejabat Negara di Ditjen Pajak itu sendiri,” kata Fahri Hamzah menjelaskan.

Menurutnya, sistem penentuan nilai dan peradilan pajak yang dipegang oleh satu institusi membuat sejumlah pejabat dapat memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi dengan aman karena tidak adanya pengawasan dari pihak luar.

“Inilah peradilan yang salah, di mana Penyelidik, Penyidik, Penuntut dan Hakim berada di tangan yang sama. Inilah absolut power itu. Dengan kekuasaan yang super power, manusia sebaik apapun akan berpotensi meyalahgunakan kekuasaan, meski saya tak menampik ada banyak aparat baik di sana,” sebutnya lagi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat