PIKIRAN RAKYAT – Masih berkutat seputar tudingan gratifikasi Rp7 miliar, Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej atau Eddy Hiariej melalui kuasa hukumnya jelaskan klarifikasi dan penguraian kronologi dari sisinya.
Diwakilkan Kuasa hukum Eddy Hiariej, Ricky Herbert Parulian Sitohang, dia menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki keterkaitan apa-apa dengan laporan dugaan gratifikasi yang diadukan oleh Indonesia Police Watch (IPW).
Ditarik runut dari awal permasalahan muncul, Ricky menjelaskan, mulanya teman lama Eddy bernama Anita menghubungi kliennya untuk membahas permasalahan hukum yang melibatkan Helmut Hermawan dan PT Citra Lampia Mandiri (CLM).
Saat itu, kata Ricky, Anita meminta khusus kepada Eddy Hiariej supaya bersedia menjadi konsultan hukum yang bersangkutan.
Baca Juga: Menkeu Pastikan THR 2023 bagi PNS dan Pensiunan Cair H-10 Idul Fitri
"Dengan jelas dan tegas, Profesor Eddy menolak (permintaan Anita). Beliau menyampaikan bahwa 'saya tidak bisa masuk dalam domain itu karena saya adalah penyelenggara negara'," kata Ricky, di Jakarta, Selasa malam, 29 Maret 2023.
Setelah penolakan itu, Anita meminta untuk dikenalkan saja kepada pengacara yang kemudian berujung Eddy memperkenalkan Anita kepada Yosi Andika Mulyadi. Pihak Eddy menggarisbawahi, saat itu peran sang Wamenkumham hanya sekadar memperkenalkan, tak lebih dari itu.
"Saya punya banyak teman, boleh boleh saja, tapi itu terserah kalian, mau dipakai, mau tidak, itu urusan kalian. Tidak ada relevansinya kepada saya," ujar Ricky meneruskan pernyataan Eddy.
Dia melanjutkan, Yosi Andika Mulyadi merupakan kawan dari Yogi Ari Rukmana, asisten pribadi (Aspri) Eddy Hiariej. Di sinilah benang merah tudingan mulai mengikat.