kievskiy.org

Mengenal Sarinah, Wanita Istimewa di Kehidupan Soekarno yang Dijadikan Nama Mal Pertama di Indonesia

Gedung baru Sarinah setelah direnovasi dan kini diresmikan Presiden Jokowi, Kamis, 14 Juli 2022.
Gedung baru Sarinah setelah direnovasi dan kini diresmikan Presiden Jokowi, Kamis, 14 Juli 2022. /Pikiran Rakyat/ Amir Faisol

PIKIRAN RAKYAT - Mal Sarinah di Jalan M.H Thamrin, Jakarta Pusat, menyimpan banyak catatan sejarah sebagai mal pertama di Indonesia. Pembangunan Sarinah digagas oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, dan diresmikan pada 15 Agustus 1966.

Gedung Sarinah merupakan salah satu bangunan pencakar langit pertama di Indonesia. Gedung ini menjulang setinggi 74 meter dan memiliki 15 lantai. Sarinah juga menjadi mal pertama di Indonesia yang memiliki fasilitas eskalator atau tangga berjalan.

Seiring perkembangan zaman, Sarinah bertransformasi ke arah yang lebih modern. Mal Sarinah seperti terlahir kembali dengan mengusung konsep yang lebih modern pasca direnovasi pada 2020. Dengan mengusung slogan "The Window of Indonesia", Sarinah memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi kreativitas masyarakat untuk memasarkan produk-produk dalam negeri.

Nama Mal Sarinah sangat akrab dan lekat di ingatan warga Jakarta pada khususnya. Bukan hanya sebagai tempat berbelanja dan wisata kuliner saja, tetapi kini Sarinah telah menjadi tujuan rekreasi warga untuk mengisi waktu bersama keluarga dengan menikmati sajian musik atau sekedar berfoto. 

Lalu, siapa Sarinah yang namanya diabadikan sebagai nama mal pertama di Indonesia?

Baca Juga: Sejarah Hari Buruh atau May Day di Indonesia

Sarinah dan Soekarno

Dikutip dari buku Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia karya Cindy Adams, Sarinah adalah nama asisten rumah tangga di keluarga Soekarno.

“Disamping ibu ada Sarinah, gadis pembantu kami yang membesarkanku. Bagi kami pembantu rumah tangga bukanlah pelayan menurut pengertian orang barat,” kata Soekarno dalam Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (2007) karya Cindy Adams.

Soekarno menyebut Sarinah sebagai bagian dari keluarganya. Sarinah tinggal satu atap di rumah Soekarno, memakan apa yang keluarga Soekarno makan di kehidupan sehari-hari. 

“Sarinah adalah bagian dari rumah tangga kami. Tidak kawin. Bagi kami dia seorang anggota keluarga kami. Dia tidur dengan kami, tinggal dengan kami, memakan apa yang kami makan, akan tetapi ia tidak mendapat gaji sepeserpun,” sebut Soekarno.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat