PIKIRAN RAKYAT – Di tahun politik menjelang Pemilihan Umum 2024 (Pemilu 2024) suasana politik menjadi makin panas. Sejumlah partai politik (parpol) mulai mengencangkan ikat pinggang dan berkoalisi dengan partai yang dinilai menguntungkan serta sejalan.
Salah satu bakal calon presiden (bacapres) di Pemilu 2024, Anies Baswedan didukung oleh Partai NasDem, PKS dan Demokrat. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan melawan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Dengan majunya Anies Baswedan sebagai capres di Pemilu 2024, sosoknya dinilai berseberangan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang diusung oleh PDI Perjuangan. Bahkan dulunya, Anies yang dekat dengan Jokowi, dinilai menjauh.
Meski sempat jadi tim sukses Jokowi di Pemilu 2014, dan Menteri Pendidikan di era Jokowi. Namun Anies seperti ditinggalkan oleh orang nomor satu di Indonesia itu.
Kendati demikian, Anies merasa bahwa hubungannya dengan Jokowi baik-baik saja. Jika disinggung soal pertemuannya yang terbatas dengan Jokowi, Anies merasa bahwa saat dirinya menjabat sebagai Gubernur DKI justru sering bertemu dengan presiden.
Saat ini, Anies menyadari jika Jokowi memiliki banyak urusan di akhir masa jabatannya sebagai presiden. Sehingga intensitas pertemuan Jokowi dengan Anies pun menjadi berkurang.
"Kalau dari sisi hubungan dan lain-lain baik-baik saja, secara waktu memang presiden waktunya terbatas, urusannya banyak, jadi yang relevan yang bisa bertemu dan berbicara,” ujar Anies Baswedan, dikutip dari YouTube Rhenald Kasali pada Kamis, 3 Agustus 2023.
"Ketika saya menjabat sebagai gubernur, maka intensitas pertemuan tinggi. Karena gubernur dan presiden di Jakarta jadi sering ketemu, sering interaksi dan membicarakan urusan-urusan Jakarta,” katanya menambahkan.