kievskiy.org

Benarkah Soekarno Pilih 17 Agustus sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia Karena Ihwal Mistis?

Dokumentasi: Soekarno dalam upaya pemberantasan buta huruf di Alun-Alun Utara, Yogyakarta (1948).
Dokumentasi: Soekarno dalam upaya pemberantasan buta huruf di Alun-Alun Utara, Yogyakarta (1948). /Kemdikbud

PIKIRAN RAKYAT - Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, menjadi lokasi penting menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sejak subuh, Soekarno dan Mohammad Hatta diculik oleh para pemuda.

Para pemuda membawa Soekarno dan Hatta setelah terjadi kebuntuan mengenai keputusan memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Wacana proklamasi kemerdekaan sejatinya telah muncul sejak kekalahan Jepang.

Informasi ini didapat setelah Soekarno, Hatta, dan dr. Radjiman Wedyodiningrat memenuhi panggilan Jenderal Hisaichi Terauchi ke Kota Dalat, Vietnam pada 9 Agustus 1945. Pertemuan itu membahas posisi Jepang yang terdesak dalam Perang Asia Timur Raya oleh sekutu.

Baca Juga: Mitos-mitos Diet yang Justru Tak Baik untuk Kesehatah, Kurangi Makanan Tinggi Lemak dan Diet Jus

Sepulang dari Dalat pada 14 Agustus 1945, tiga tokoh tersebut berusaha diyakinkan oleh para pemuda. Kebuntuan sikap itu memunculkan reaksi para pemuda dan penculikan.

Perdebatan mengenai rencana proklamasi tak kunjung berhasil hingga siang hari. Berdasarkan catatan, Soekarno sempat marah karena tidak memulai revolusi.

Setelah emosinya mereda, Soekarno mulai menurunkan nada bicara. Dia menyebut telah merencanakan proklamasi dijalankan pada 17 Agustus.

Baca Juga: PDIP Masih Buka Pintu Koalisi untuk Golkar, Puan Maharani: Baru Menuju Pelaminan

"Saya tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku. Akan tetapi, saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik," ucap Soekarno.

Dialog antara pemuda dan Soekarno tersebut ditulis Lasmidjah Hardi dalam buku Samudera Merah Putih Jilid I. Menurut Soekarno, angka 17 adalah angka suci.

"Pertama-tama, kita sedang berada dalam bulan suci Ramadan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci bagi kita," kata Soekarno.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat