kievskiy.org

Saling Balas Pernyataan Menag Yaqut dan PKB, Bermula dari Ajakan Tak Pilih Pemimpin Bermulut Manis

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas. /Instagram.com/@gusyaqut

PIKIRAN RAKYAT - Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas bicara soal politik dan agama merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Namun, Menag Yaqut meminta agar agama jangan digunakan untuk memenuhi nafsu kekuasaan dalam politik.

Ada anggapan bahwa pernyataan Menag Yaqut ditujukan kepada salah satu pihak yang maju nyalon presiden dan wakil presiden. Meski tak menyebut nama tetapi Menag Yaqut menyebut pengalaman saat pemilihan Gubernur DKI. 

Salah satu bakal calon presiden, Anies Baswedan dan pasangannya Ahmad Riza Patria bertarung di Pilkada DKI Jakarta 2017 melawan Basuki Tjahaja Purnama dan pasangannya Djarot Saiful di mana Anies-Patria keluar sebagai pemenang.

"Jangan gunakan agama untuk memenuhi keinginan merebut kekuasaan, tidak boleh karena berbeda pilihan kemudian yang beda itu dikafir-kafirkan. Kita masih ingat, ada penggunaan agama secara tidak baik dalam politik beberapa waktu yang lalu, waktu pemilihan Gubernur DKI Jakarta dan Pemilihan Presiden," kata Menag Yaqut.

Baca Juga: Klarifikasi RS di Bekasi Usai Dituding Malpraktik: Bisa Jadi Bukan dari Operasi Amandel

Lebih jauh dia meminta calon pemilih untuk melihat rekam jejak secara menyeluruh calon pemimpin tersebut dan bukan memilih berdasarkan apa yang dilihat.

"Jangan karena bicaranya enak, mulutnya manis, mukanya ganteng itu dipilih. Jangan asal begitu, harus dilihat dulu track record-nya bagus, syukur mukanya ganteng, syukur bicaranya manis, itu dipilih," ujarnya.

Menag Yaqut diketahui adalah salah satu kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Pernyataannya itu mendapat respons dari Wakil ketua umum PKB Jazilul Fawaid (Gus Jazil) yang meminta agar Menag Yaqut berhati-hati dalam berucap.

Baca Juga: Pernah Jabat Wali Kota, Gubernur hingga Presiden, Jokowi: Enggak Ada di Indonesia Seperti Itu

"Hati-hati menjaga mulutnya karena apa karena ini pejabat publik dia itu pejabat publik digaji negara untuk membuat suasana harmonis bukan untuk mengeluarkan statemen tidak perlu," kata Gus Jazil.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat