PIKIRAN RAKYAT - Kementerian Agama akan menerbitkan Al-Qur'an bahasa isyarat pada akhir tahun 2023. Al-Qur'an berbahasa isyarat tersebut akan ditujukan bagi sekitar 2 juta warga disabilitas, khususnya tuna rungu, di Indonesia.
Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Diklat Kemenag, Suyitno mengatakan, Al-Qur'an bahasa isyarat itu akan dicetak sekitar 500 eksemplar. Selain itu, Al-Qur'an juga akan dibuat dengan bentuk file digital (softcopy).
Menurutnya, distribusi dalam bentuk file digital dilakukan untuk menyiasati banyaknya jumlah halaman Al-Qur'an. Bahasa isyarat itu akan diterjemahkan ke dalam bentuk gambar-gambar tangan.
Dengan demikian, halaman Al-Qur'an bahasa isyarat akan memiliki ketebalan yang lebih besar dibandingkan Al-Qur'an yang biasa dipakai oleh masyarakat non disabilitas.
Baca Juga: AS Kebakaran Jenggot 'a Letter to America' Viral, Gedung Putih: Kebohongan yang Menjijikkan
"Itu kenapa kami menggunakan pendekatan soft file. Bukan hanya (halamannya) besar. Itu besar sekali karena kan bentuknya juga gambar-gambar ya, jadi tebal itu," katanya dalam acara bertajuk 'Kinerja Gemilang Balitbang Kemenag' di Jakarta pada Kamis, 16 November 2023.
Menurutnya, dasar pembuatan Al-Qur'an bahasa isyarat itu berangkat dari kondisi banyaknya tuna rungu yang ternyata bersemangat ibadah membacanya. Oleh sebab itu, selama enam bulan terakhir Kemenag merancang Al-Qur'an berbahasa isyarat.
Suyitno mengatakan, pembuatan Al-Qur'an bahasa isyarat dilakukan dengan menggandeng sekitar 50 asosiasi dan komunitas disabilitas. Ia mengatakan, ditargetkan sekitar dua juta tuna rungu bisa mengakses Al-Qur'an berbahasa isyarat.
![Tabel isyarat huruf hijaiyah.](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2023/11/17/647011762.jpg)
Suyitno mengatakan, kitab suci yang berbahasa isyarat sementara ini hanya Al-Qur'an. Menurutnya, Al-Qur'an berbahasa isyarat itu menjadi semacam proyek rintisan.