/photo/2023/09/28/3633948756.jpg)
PIKIRAN RAKYAT – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto merespons pernyataan akademisi Rocky Gerung yang mengaku 'ditersangkakan' PDIP dalam kasus penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurutnya, kasus tersebut sudah diselesaikan melalui jalan musyawarah. Sebab, Jokowi menganggap penghinaan tersebut sebagai masalah sepele.
“Terlepas ketika muncul kata-kata yang kurang pantas, saat itu kan kami berproses, kemudian hakim menyarankan musyawarah, dan sudah terjadi musyawarah. Karena Pak Presiden juga menganggap hal itu sebagai suatu hal yang kecil,” katanya di Hotel Sari Pacific, Jakarta Pusat, Sabtu.
Hasto menegaskan kembali bahwa perkara partainya dengan Rocky berakhir secara baik-baik.
“Maka, kemudian musyawarah sudah selesaikan, sudah berjabat tangan,” ucapnya.
Pernyataan tersebut disampaikan Hasto untuk menjawab pengakuan Rocky soal ‘ditersangkakan’ PDIP saat menghadiri acara Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Negeri Makassar (UNM).
Rocky Gerung Dipolisikan PDIP
Tim Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat (BBHAR) DPP PDI Perjuangan melaporkan Rocky Gerung ke Bareskrim Polri terkait dugaan ujaran kebencian berbasis SARA terhadap Presiden Jokowi. Laporan teregister dengan nomor LP/B/217/VIII/2023/SPKT/ Bareskrim Polri tertanggal 2 Agustus 2023.
"Maksud kedatangan kami ke Bareskrim Mabes Polri untuk membuat laporan polisi atas dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh saudara Rocky Gerung," ujar anggota Tim Hukum BBHAR DPP PDIP, Johannes L. Tobing, Agustus lalu.
Salah satu pernyataan Rocky yang dikategorikan sebagai ujaran kebencian adalah soal upaya Jokowi untuk menunda Pemilu 2024 dan tidak mendukung kaum buruh. Pernyataan Rocky berikutnya mengenai adanya hasutan untuk melakukan gerakan masyarakat atau people power mulai 10 Agustus 2023 jika Pemilu 2024 terhalang oleh ambisi Jokowi.