kievskiy.org

Rencana Capres-Cawapres Hadapi Masalah Sampah, Salah Pilih Susah Pulih

Sejumlah truk membuang sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara/darurat Sarimukti, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, pada Jumat, 1 September 2023. TPS sementara dibuka meskipun menuai penolakan sejumlah warga.
Sejumlah truk membuang sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara/darurat Sarimukti, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, pada Jumat, 1 September 2023. TPS sementara dibuka meskipun menuai penolakan sejumlah warga. /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Sampah menjadi salah satu permasalahan di Indonesia. Berdasarkan data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun.

Dalam laporan Fauna & Flora Internasional bertajuk No Time to Waste bahkan disebutkan, satu orang meninggal dunia karena penyakit yang disebabkan oleh sampah yang tidak dikelola dengan baik. Lalu, bagaimana para capres-cawapres memandang masalah sampah dan polusi plastik?

Bila ditilik dari rencana yang akan dilakukan para capres-cawapres, mereka memiliki perhatian terhadap sampah dan polusi plastik yang dituangkan dalam sejumput rencana pengelolaannya. Bagaimana rencana mereka?

Pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendukung implementasi ekonomi sirkular dengan menjalankan 9R. Untuk tahap desain produk menerapkan refuse, rethink, dan reduce. Selanjutnya, untuk tahap distribusi dan konsumsi dengan reuse, repair, dan refurbish, serta untuk tahap produksi dengan menerapkan remanufacture, repurpose, dan recycle.

Selain itu, keduanya juga berencana memastikan tersedianya infrastruktur persampahan yang memenuhi standar, dari hulu sampai hilir, serta memperbanyak infrastruktur yang mendukung ekonomi sirkular. Rencana Anies-Muhaimin juga menyediakan fasilitas persampahan dengan akses yang mudah dan biaya yang terjangkau.

Selanjutnya, menjadikan Indonesia sebagai zona larangan impor sampah B3--limbah bahan berbahaya beracun--dan mendorong Indonesia menjadi wilayah bebas kantong plastik. Lalu bagaimana dengan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka?

Pasangan calon yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) berencana mengampanyekan budaya ramah lingkungan seperti mengganti penggunaan kantong plastik dengan bahan yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang. Selanjutnya, perlu diupayakan sesegera mungkin pemanfaatan bioplastik dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara pasangan calon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD, yakni dengan Pengelolaan Lingkungan Hidup Berkelanjutan dengan gerakan kesadaran gaya hidup bebas sampah. Lalu, keduanya juga merancang program Kampung Sadar Iklim sebagai program promotif di tingkat kampung guna menahan laju perubahan iklim, dengan fasilitas sanitasi dan drainase yang baik, ruang terbuka hijau, kawasan pejalan kaki, fasilitas publik, serta pengelolaan sampah yang terintegrasi.

Program selanjutnya yaitu Ekonomi Sirkuler yang meminimalkan kerusakan sosial dan lingkungan dengan ganyang plastik dan gebrak polusi melalui pendekatan reduce, reuse, recycle, repair, dan refabricate. Dan yang terakhir, program Limbah jadi Berkah atau pengelolaan sampah dan limbah yang terintegrasi dan ramah lingkungan supaya berkah ekologi bisa terwujud. Mengubah sampah menjadi peluang tambahan penghasilan alternatif bagi rakyat alias berkah ekonomi (waste to cash).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat