/photo/2024/02/01/754862809.jpg)
PIKIRAN RAKYAT - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan mundurnya Mahfud MD dari posisi Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) lantaran kecewa terhadap komitmen netralitas Presiden Joko Widodo di Pilpres 2024.
Hasto menyebut keputusan Mahfud mundur dari Kabinet Jokowi merupakan keputusan yang bijak dengan didasari pada niat baik.
"Keputusan diambil dengan bijak, diambil dengan niat baik dan itulah yang telah dilakukan oleh Prof Mahfud MD,” kata Hasto dalam konferensi pers di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 1 Februari 2024.
Lebih lanjut, Hasto berharap langkah Mahfud yang mengundurkan diri dari Kabinet Indonesia Maju dapat ditiru oleh calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto yang masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).
"Semoga keteladanan integritas dari Prof Mahfud MD ini dapat menular, termasuk ke Pak Prabowo sehingga (mundur)," ujar Hasto.
Akan tetapi, Hasto menilai Prabowo tidak akan bersedia melepas jabatannya sebagai Menteri Pertahanan. Sebab, anggaran di Kementerian Pertahanan sangat besar sehingga dibutuhkan keberanian Prabowo untuk mundur dan melepaskan segala fasilitas negara.
"Meskipun anggaran di sana besar sekali, sehingga rasanya kalau (mengharap Prabowo) mundur dengan anggaran sebesar itu sayang. Tapi ini merupakan sikap (Pak Mahfud MD) yang gentleman," tutur Hasto.
Mahfud Tak Gunakan Fasilitas Negara untuk Kampanye
Hasto menyebut Mahfud tidak pernah menggunakan fasilitas di Kemenko Polhukam untuk berkampanye. Menurutnya, sikap Mahfud tersebut merupakan upaya untuk membangun keteladanan saat berkampanye.
Sayangnya, lanjut Hasto, sikap negarawan Mahfud tidak diikuti oleh komitmen Jokowi sebagai Kepala Negara untuk bersikap netral dalam kontestasi pilpres.