PIKIRAN RAKYAT - Pemilih generasi milenial dan gen Z mendominasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024. Ada 66.822.389 orang dari kalangan milenial dan 46.800.161 orang generasi Z dari 204.807.222 DPT. Banyaknya jumlah pemilih dari kalangan muda itu menentukan siapa yang akan menjadi jawara dalam Pilpres 2024.
Berdasarkan laporan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Consulting bertajuk Antusiasme Gen Z Terhadap Pemilu 2024 (diakses 1 Februari 2024), sebanyak 46,88 persen generasi Z bakal menjalani pencoblosan pemilihan umum pertama, sebanyak 48,25 persen generasi Z akan menjalani untuk kali kedua.
Pada Pemilu 2019, sebanyak 73,90 persen generasi Z yang berpartisipasi. Peneliti UMN Consulting Irfan Winaldi menilai, hasil tersebut menunjukkan bahwa generasi Z merupakan pemilih yang bertanggung jawab. "Artinya, Gen Z menyadari bahwa sosok pemimpin yang mereka pilih akan menentukan nasib mereka nantinya."
Dalam laporan itu, disebutkan pula bahwa media dan keluarga merupakan pihak yang paling berperan memberikan edukasi politik pada kalangan muda itu.
Peneliti UMN Consulting Albertus Magnus Prestianta menilai, media sosial merupakan jendela perjumpaan Gen Z dengan informasi. Saat ada sesuatu yang menarik perhatian, Gen Z akan mencerna dan menganalisis informasi itu, tidak jarang mereka akan membandingkan dengan sumber lain di media sosial dan menggunakan media massa arus utama untuk menguji validitas informasi.
"Selain mengandalkan informasi digital, Gen Z juga bergantung dengan relasi terdekatnya atau teman sejawat. Namun, ketika tidak membicarakannya dengan orangtua, guru, atau dosen di sekolah atau universitas. Semua dilakukan untuk memvalidasi kebenaran dan memperoleh perspektif yang utuh," tuturnya.
Kendati media memiliki peran dalam mengedukasi politik, keputusan memilih tetap berada di tangan generasi Z. Lalu, kampanye apa yang disukai kalangan tersebut?