PIKIRAN RAKYAT – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal program makan siang gratis Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang sudah dibahas oleh Presiden Joko Widodo dalam rapat bersama menteri. Budi mengaku belum ada hitung-hitungan mendetail terkait program tersebut, hanya saja Jokowi meminta para menteri untuk memasukkannya ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
“Kalau yang kemarin dibicarakan adalah supaya anggaran 2025 itu dipersiapkan untuk transisi ke masa presiden berikutnya. Salah satu program utamanya kan yang makan siang gratis itu, jadi sebaiknya agar mulai dihitung,” kata Budi di Istana Kepresidenan.
Soal isu alokasi Rp15.000 per anak, Budi menegaskan besaran anggarannya belum diputuskan. Menurutnya, sudah banyak sekolah yang punya program serupa, pemerintah hanya bermaksud menjadikan makan siang sebagai kebijakan yang formal.
“Itu belum dibicarakan, tapi buat teman-teman kan ingat dulu di sekolah-sekolah kan makan atau di pesantren-pesantren kan orang terbiasa diberikan makan jadi perilaku atau budaya makan bersama atau makan siang gratis ini sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia sudah terjadi,” ujarnya.
Budi menduga anggaran perorangan akan lebih besar dari Rp15.000 demi memenuhi kebutuhan gizi harian anak.
“Mereka (anggaran) pasti lebih besar, dugaan saya karena makannya lebih banyak. Isi piringku kan untuk 5 tahun ke bawah,” kata Budi.
Dia lalu berkelakar bahwa alokasi Rp15.000 per anak mungkin cukup jika hanya mematok harga pangan di Yogyakarta yang relatif lebih terjangkau.
“Saya tanya wartawan kalau makan Rp15.000 kenyang atau enggak? Kalau di Yogya cukup,” ujarnya.
Budi juga memastikan program makan siang gratis itu tidak akan menghapus program yang memprioritaskan gizi ibu hamil dan pencegahan stunting.