kievskiy.org

Suara PKB dan Gelora Juga Naik, Kenapa Cuma PSI yang Disorot?

Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep (kanan) saat melakukan pertemuan di kawasan Jalan Braga, Bandung, Jawa Barat pada Sabtu, 3 Januari 2024.
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep (kanan) saat melakukan pertemuan di kawasan Jalan Braga, Bandung, Jawa Barat pada Sabtu, 3 Januari 2024. /Antara/Hafidz Mubarak A

PIKIRAN RAKYAT - Melonjaknya suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam hasil penghitungan resmi (real count) Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih menuai perdebatan. Kenaikan suara yang hampir menyentuh ambang batas parlemen itu dituding sebagai bentuk penggelembungan suara.

Akibatnya, muncul spekulasi adanya potensi kecurangan pada saat rekapitulasi penghitungan suara di tingkat kecamatan. Proses rekapitulasi hasil penghitungan suara di tingkat kecamatan oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) diketahui telah berakhir pada 2 Maret 2024. 

Merujuk pada situs resmi KPU, progres surat suara yang telah masuk ke sistem Sirekap baru mencapai 65,82 persen atau 541.820 Tempat Pemungutan Suara (TPS) dari total keseluruhan mencapai 823.236 TPS pada Minggu 3 Maret 2024.

Akan tetapi, ada "anomali" perolehan suara yang terjadi pada tiga partai jika dibandingkan dengan hasil quick count atau hitung cepat sejumlah lembaga survei.

Kenaikan Suara untuk 3 Partai

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) misalnya, berdasarkan hasil hitung cepat versi lembaga survei Indikator memperoleh 10,64 persen suara. Namun, di Sirekap naik menjadi 11,54 persen atau ada penambahan sekitar 0,9 persen.

Kemudian Partai Gelora mendapat 0,88 persen suara dalam hitung cepat. Sementara dalam rekapitulasi di Sirekap naik menjadi 1,49 persen atau ada penambahan sebesar 0,61 persen.

Selanjutnya PSI, dalam hitung cepat hanya memperoleh angka 2,66 persen suara. Namun di Sirekap naik menjadi 3,13 persen atau ada penambahan 0,47 persen.

Suara PSI 'Meledak'

Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi menyebut kenaikan suara PSI dengan sebutan "ledakan". Sebab, menurutnya fenomena ini berbeda dengan naik dan turunnya suara partai lain di Pemilu 2024 yang terlihat smooth.

"PKB naik turun suaranya smooth sejak awal. Demikian juga dengan partai-partai lain," ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat