PIKIRAN RAKYAT -Sebanyak 30 pondok pesantren di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah dinilai berpotensi menjadi klaster baru Covid-19, karena memiliki mobilitas tinggi.
“Terutama yang ada mahasiswa atau santri yang banyak berasal dari luar daerah,” kata Juru Bicara Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP), Enjang Burhanudin Jusuf kepada wartawan Kamis, 1 Oktober 2020.
FKPP setempat berencana akan melakukan pemetaan terhadap ponpes yang berisiko tinggi. Pemetaan untuk mengetahui sejauh maka protokol kesehatan di terapkan dalam ponpes.
Baca Juga: Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI: Pilkada 2020 Rawan Pelanggaran Kemanusiaan
Sebenarnya ponpes yang menjadi klaster sudah menerapkan protokol kesehatan ketat.
Para santri tetap melaksanakan salat berjemaah dan pengajian dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.
"Saat menjalani kegiatan di ponpes, para santri sudah menerapkan protokol kesehatan baik saat shalat berjamaah, hingga mengaji. Mereka diwajibkan tetap menggunakan masker. Pihak ponpes juga sudah menyiapkan masker, hand sanitizer hingga tempat cuci tangan," kata Enjang.
Baca Juga: Soal Realisasi TPPAS Lulut Nambo, Haru Suandharu: Semua Kembali ke Komitmen Pemimpin
Saat new normal diakui, pihak ponpes atas izin dari Bupati Banyumas Achmad Husein meminta untuk mendatangkan santri yang masih berada di luar pesantren dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Kami pesantren kemudian membuka diri untuk mendatangkan santri dari luar daerah," tambahnya.