kievskiy.org

Babe Baekuni Pemangsa Anak Jalanan, Pedofil Banal Habisi Nyawa 14 Bocah

Ilustrasi. Babe Baekuni adalah pedofil yang telah menghabisi nyawa 14 anak jalanan.
Ilustrasi. Babe Baekuni adalah pedofil yang telah menghabisi nyawa 14 anak jalanan. /Pixabay/PublicDomainPictures

PIKIRAN RAKYAT - Selain Siswanto alias Robot Gedek (terpidana mati 1996—1997), Baekuni alias Babe sempat menggemparkan publik. Keduanya sama-sama merupakan pelaku sodomi dan pembunuhan bocah. Modus pembunuhan yang dilakukan Siswanto dan Baekuni memiliki kemiripan, sebelum dibuang, korbannya dimutilasi terlebih dahulu.

Hal yang lebih mencengangkan adalah Babe dan Robot Gedek sama-sama saling mengenal. Keduanya sama-sama gelandangan. Baekuni merupakan pengasuh anak jalanan yang hidup menggelandang di Lapangan Banteng, Jakarta. Kejahatan yang dilakukan Babe dan Robot Gedek sama-sama tercatat dalam sejarah pembunuhan berantai di Indonesia.

Babe menghabisi nyawa dengan mengikat leher korbannya menggunakan tali rafia. Pria kelahiran 6 September 1961 itu merupakan anak petani miskin asal Magelang, Jawa Tengah. Perilaku kejinya terkuak pada awal Januari 2010.

Bagaimana cerita kebanalan Babe menghabisi nyawa bocah-bocah tidak berdosa itu? Apa yang menjadi alasannya? Berapa banyak nyawa yang melayang di tangannya? Demikian beberapa pertanyaan yang kerap timbul bila mengingat aksi keji gelandangan kawan Robot Gedek itu.

Terkuaknya pembunuhan keji yang dilakukan Babe

Ilustrasi pembunuhan.
Ilustrasi pembunuhan.

Aksi keji yang dilakukan Babe mula-mula terendus lantaran potongan tubuh korban tanpa kepala ditemukan warga. Adalah Abdi Alfari warga yang kali pertama menemukan kardus air mineral berisi potongan tubuh di samping jembatan yang menghubungkan Jalan Inspeksi dan Jalan Banjir Kanal Timur.

Pagi itu, Jumat, 8 Januari 2010, Abdi mengira bahwa kardus yang tergeletak itu bukan hal yang membuatnya terbelalak. Namun, sewaktu membukanya, dia terkejut dan langsung berteriak memanggil warga yang berjalan di sekitar.

Kengerian itu kembali terjadi sehari setelahnya, saat salah seorang warga menemukan kepala anak kecil tanpa badan yang tersimpan dalam kantong plastik berwarna putih di pinggir jembatan Warung Jengkol, Kelapa Gading, Cakung. Polisi lantas membentuk tim penyelidik guna mengungkap pembunuhan mutilasi itu. 

Identitas jasad itu terkuak usai polisi menerima laporan dari warga Gang Ketut RT 004 RW 07, Cakung, yang mengaku kehilangan anaknya berusia 9 tahun. Adalah Nurhamidah Pasaribu, warga yang melapor kehilangan anak keempatnya. Anaknya itu bernama Ardiansyah, bocah yang biasa mengamen di Terminal Pulogadung.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat