kievskiy.org

Terlilit Dugaan Kasus Korupsi, Angkat Besi Terancam Absen di Olimpiade

Ilustrasi angkat besi. Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan mengangkat beban dalam Angkat Besi 61Kg Putra kategori Snatch SEA Games ke-30 di Stadion RSMC Nino Aquino, Manila, Filipina, Senin, 2 Desember 2019. Eko Yuli Irawan berhasil mengangkat total beban 309Kg sehingga meraih medali emas.*
Ilustrasi angkat besi. Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan mengangkat beban dalam Angkat Besi 61Kg Putra kategori Snatch SEA Games ke-30 di Stadion RSMC Nino Aquino, Manila, Filipina, Senin, 2 Desember 2019. Eko Yuli Irawan berhasil mengangkat total beban 309Kg sehingga meraih medali emas.* /ANTARA FOTO/Dokumen ANTARA FOTO/Dokumen

PIKIRAN RAKYAT - Kasus korupsi di tubuh federasi angkat besi internasional (IWF) menyeruak.

Akibatnya, angkat besi terancam tidak bisa diikutkan dalam Olimpiade.

Korupsi kian akut sebagaimana disampaikan Komite Olimpiade Internasional (IOC).

Baca Juga: Suarakan Black Lives Matter, Striker Persib Geoffrey Castillion Tegas Tentang Hal Ini

Hasil laporan independen pekan lalu mengatakan, IWF disebut bermasalah dengan praktik korupsi yang berlangsung selama puluhan tahun.

Mantan presiden IWF, Tamas Ajan, disebut-sebut sebagai aktor dari skandal korupsi.

Presiden IOC Thomas Bach mengaku prihatin atas temuan lembaga independen tersebut.

"Korupsi yang terjadi berkisar pada anti-doping dan tata kelola," kata Presiden IOC Thomas Bach dalam konferensi pers virtual seperti dikutip Reuters, Kamis, 11 Juni 2020.

Praktik yang diduga bermasalah adalah terkait pembelian suara, menutupi kasus doping, dan temuan dana sebesar 10,4 juta dolar AS (Rp145 miliar) yang tak bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat