kievskiy.org

Indonesia Kekurangan 1,5 Juta Guru, Dewan Khawatirkan Sekolah Swasta

ILUSTRASI. Seorang guru honorer mengajar kelas XI di kampus SMAN 1 Cileunyi, Desa Cibiru Wetan, Cileunyi, Kabupaten Bandung.*
ILUSTRASI. Seorang guru honorer mengajar kelas XI di kampus SMAN 1 Cileunyi, Desa Cibiru Wetan, Cileunyi, Kabupaten Bandung.* /ADE MAMAD/PR ADE MAMAD

PIKIRAN RAKYAT - Abdul Fikri Faqih, Wakil Ketua Komisi X DPR RI meminta agar pengelola sekolah swasta tidak berhenti untuk terus melakukan perbaikan-perbaikan. Di lain pihak pemerintah juga harus memperhatikan nasib sekolah swasta.

“Saya paham betul kompleksitas persoalan sekolah swasta. Namun, tidak boleh menyurutkan langkah perbaikan. Buktikan bahwa sekolah swasta bisa lebih unggul dan diperhitungkan,” ujar anggota dewan yang pernah menjabat sebagai kepala sekolah swasta ini saat dihubungi Pikiran Rakyat, Jumat 10 Januari 2020.

Dia menyoroti, mudahnya akses mendirikan sekolah akan mengancam keberadaan sekolah swasta yang ada. Fikri menyampaikan, perubahan pendidikan memang terjadi begitu cepat. "Penyelenggara sekolah harus siap dengan segala perubahan yang mungkin terjadi," tutur dia.

Baca Juga: Dibuat di Jawa Tengah, Patung Bung Karno Berukuran Raksasa Ini Bakal Jadi Monumen di Sulawesi

Menurut anggota Fraksi PKS ini, salah satu upayanya adalah dengan meningkatkan kualitas guru. Kualitas SDM menurutnya menjadi kunci bagi pendidikan. 

Meski memiliki peran yang sangat vital, Fikri tidak menyangkal persoalan guru di tanah air masih banyak. Terlebih guru sekolah swasta. Ia menyebutkan persoalan tersebut tidak hanya soal kesejahteraan guru yang masih kurang. 

"Di daerah, banyak guru swasta yang hanya memperoleh gaji ratusan ribu rupiah. Selain persoalan kesejahteraan tersebut, jumlah guru secara kuantitas masih kurang memadai. “Saat ini secara nasional jumlah guru masih kurang 1,5 juta guru,” ujarnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat