kievskiy.org

Nadiem Makarim Beberkan Alasan Tolak Usulan Bahasa Melayu jadi Bahasa Kedua ASEAN

Nadiem Makarim menolak usulan Malaysia untuk menjadikan Bahasa Melayu sebagai bahasa kedua ASEAN.
Nadiem Makarim menolak usulan Malaysia untuk menjadikan Bahasa Melayu sebagai bahasa kedua ASEAN. /Pixabay/nguyenthuantien

PIKIRAN RAKYAT – Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim menolak usulan Malaysia untuk menjadikan Bahasa Melayu sebagai bahasa kedua ASEAN.

Nadiem Makarim mengatakan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa yang layak untuk digunakan sebagai bahasa utama ASEAN, karena telah digunakan di berbagai negara di Asia Tenggara dengan penyebaran lebih dari 47 negara.

Nadiem Makarim menghimbau bahwa seluruh masyarakat turut bahu membahu dengan pemerintah untuk terus berdayakan dan bela bahasa Indonesia, dengan alasan karena bahasa Indonesia memiliki keunggulan historis, hukum, dan linguistik.

“Dengan semu keunggulan yang dimiliki bahasa Indonesia dari aspek historis, hukum, dan linguistik, serta bagaimana bahasa Indonesia telah menjadi bahasa yang diakui secara Internasional,” Kata Nadiem Makarim.

Baca Juga: Ingin Akhiri Kekacauan, Presiden Ukraina Sebut Tak Ada Opsi Lain Kecuali Negosiasi

“Sudah selayaknya bahasa Indonesia duduk di posisi terdepan, dan jika memungkinkan menjadi bahasa pengantar untuk pertemuan-pertemuan resmi ASEAN,” ucap Nadiem.

Nadiem menegaskan bahwa kementeriannya sedang ditugaskan untuk memperluas, mempromosikan, dan melindungi bahasa dan sastra Indonesia, serta meningkatkan fungsinya sebagai bahasa Internasional.

Namun karena Malaysia ingin mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa ASEAN, maka usulan tersebut harus dipelajari dan dibahas secara detail.

“Saya sebagai Mendikbud Ristek, tentu menolak usulan tersebut (usulan Perdana Menteri Malaysia Dato’ Sri Ismail Sabri Yaakob agar memperkuat bahasa Melayu sebagai bahasa perantara dan bahasa resmi ASEAN)," ujar Nadiem.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat