kievskiy.org

Ketimpangan Sekolah Swasta dan Negeri, Jurang Antara si Kaya dan si Miskin Begitu Terlihat

Ruangan kelas rusak di SD Negeri 2 Penawangan, Grobogan, Jawa Tengah, Rabu 8 Juni 2022.
Ruangan kelas rusak di SD Negeri 2 Penawangan, Grobogan, Jawa Tengah, Rabu 8 Juni 2022. /Antara/Yusuf Nugroho

PIKIRAN RAKYAT – Di negeri ini, ketimpangan lembaga pendidikan negeri dan swasta masih saja terjadi. Ketimpangan itu terjadi mulai dari pendidikan dasar, menengah, hingga tinggi.

Dela (35) kebingungan karena putri sulungnya akan memasuki sekolah dasar (SD) bulan depan. Dia ingin menyekolahkan anak pertamanya itu di sekolah Islam terpadu yang terletak tak jauh dari kediamannya di Jalan Inggit Garnasih, Kota Bandung tetapi terkendala biaya.

”Satu sekolah mematok biaya masuk Rp18 juta untuk program reguler dan Rp24 juta untuk program fullday, sedangkan satu sekolah yang lain biayanya hampir Rp30 juta. Meski penghasilan saya digabung dengan suami, kami tetap tidak bisa menyekolahkan anak di kedua sekolah itu karena terlalu berat,” tuturnya kepada, Sabtu 11 Juni 2022.

Mentok urusan biaya membuatnya tak punya pilihan lain. Ia dan suami harus memasukkan sang anak ke sekolah negeri.

Baca Juga: Masihkah Relevan PPDB Sistem Zonasi?

”Keputusan ini berat karena kami lihat kualitas SD negeri juga gitu-gitu aja. Masuk jam 7 pagi pulang jam 10, anak harus les lagi, pendidikan agama juga sekenanya, belum biayanya juga masih ada di sana-sini,” ucapnya.

Dela yang merupakan karyawan salah satu bank swasta itu menyebutkan, persoalan ketimpangan pendidikan begitu nyata dan dekat dirasakan oleh masyarakat.

Sebagai warga, ia tentu menghendaki pendidikan terbaik untuk sang anak, tapi usaha yang harus ditebus untuk itu sangat mahal dan berat. Dari ranah pendidikan, jurang antara si kaya dan si miskin begitu terlihat.

”Coba kalau kualitas pendidikan di sekolah negeri dan swasta setara, kami sebagai orangtua tidak perlu bingung,” ujar Dela.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat