kievskiy.org

Hasil Survei: Anak Sekolah Lebih Efektif Belajar Tatap Muka daripada Hybrid atau Daring

Guru SD Warga Solo menerangkan materi pembelajaran kepada siswanya dengan sistem kombinasi antara tatap muka terbatas dengan pembelajaran secara daring di Solo, Jawa Tengah, Kamis 2 September 2021.
Guru SD Warga Solo menerangkan materi pembelajaran kepada siswanya dengan sistem kombinasi antara tatap muka terbatas dengan pembelajaran secara daring di Solo, Jawa Tengah, Kamis 2 September 2021. /Antara Foto/Maulana Surya ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT – Pada 14 April hingga 4 Mei, sebuah survei “Pew Research” menemukan sebagian besar siswa remaja (13-17 tahun), lebih memilih pembelajaran langsung daripada hybrid, atau jarak jauh yang diperlukan selama pandemi Covid-19.

“Karena pembelajaran jarak jauh mengisolasi siswa dari satu sama lain dan mengurangi input sensorik dari interaksi sosial, remaja dapat mengalami lebih banyak kesulitan belajar, Dr. Thomas Adams dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Healthline.

Salah satu alasan mengapa para siswa ingin belajar secara langsung tidak lain karena, kuota data yang perlu disiapkan untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh.

Baca Juga: 10.000 Orang Layangkan Ancaman ke Persib, Viking: Satu Kata, Lawan!

Kuota data yang diperlukan menjadi salah satu opsi ketika Pembelajran Jarak Jauh, namun tidak sedikit orang tua yang mengeluh atas borosnya pembelian kuota.

Berikut beberapa hasil survei yang membuktikan bahwa anak sekolah lebih efektif pembelajaran tatap muka.

  1. Menurut penelitian, 65 persen siswa lebih menyukai pembelajaran tatap muka, 18 persen lebih menyukai sistem hibryd, dan 9 persen yang melaporkan bahwa mereka lebih suka belajar dari jarak jauh.

“Temuan survei menemukan bahwa ada perbedaan dalam preferensi dan tingkat keberhasilan untuk remaja, antara pembelajaran online dengan pembelajaran tatap muka,” kata Dr. Stephanie G. Thompson, Direktur Operasi Klinis

Baca Juga: Kompor Listrik Batal, Tarif Listrik Tak Jadi Naik, PLN Ungkap Alasan di Balik Gagalnya Kebijakan

  1. Survei menemukan bahwa 43 persen remaja yang berpenghasilan rendah dilaporkan, terkadang mereka menghadapi satu atau lebih tantangan untuk menyelesaikan tugas sekolahnya.

Pembelajaran langsung bisa memberi siswa lebih banyak akses ataupun kebutuhan dasar pembelajaran siswa.

Dukungan akademik dan interaksi teman sebaya, bisa memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler dan sosial.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat