kievskiy.org

Kemendikbud Permanenkan Teknologi PJJ, Iwan Syahril: Model Kombinasi Akan Terbukti Efektif

ILUSTRASI Pembelajaran Jarak Jauh: Pembelajaran Jarak Jauh telah dinilai oleh pengamat tidak memenuhi struktur kurikulum karena hanya bisa memenuhi aspek pengetahuan saja.
ILUSTRASI Pembelajaran Jarak Jauh: Pembelajaran Jarak Jauh telah dinilai oleh pengamat tidak memenuhi struktur kurikulum karena hanya bisa memenuhi aspek pengetahuan saja. /Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan penjelasan hanya akan mempermanenkan ketersediaan berbagai platform Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), baik yang bersifat daring maupun luring.

PJJ selama ini telah ada untuk mendukung siswa dan guru dalam proses belajar mengajar selama masa pandemi Coronavirus Disease (COVID-19).

Penggunaan platform ini tidak diwajibkan, tetapi akan dibuat tersedia.

Baca Juga: Jelang Laga Arsenal vs Leicester City, The Foxes Terancam Kehilangan Dua Pemain Andalannya

Adapun metode pembelajaran yang diberikan kepada siswa akan tetap ditentukan berdasarkan kategori zona pandemi. 

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Iwan Syahril menegaskan sesuai Surat Keputusan Bersama Empat Kementerian pada Juni lalu, satuan pendidikan yang berada pada zona hijau dan memenuhi berbagai persyaratan ketat lainnya, dapat melaksanakan metode pembelajaran secara tatap muka.

Baca Juga: Diler Mitsubishi Terapkan Standar Baru dalam Layani Konsumen

Jumlah daerah yang melakukan pembelajaran tatap muka akan terus meningkat seiring dengan waktu.

Adapun PJJ hanya akan dilakukan pada satuan pendidikan di zona kuning, oranye, serta merah, dan tidak akan permanen.

“Yang akan permanen adalah tersedianya berbagai platform PJJ, termasuk yang bersifat daring dan luring seperti Rumah Belajar, yang akan terus dilangsungkan guna mendukung siswa dan guru dalam proses belajar mengajar,” kata Iwan dalam siaran persnya, Selasa, 7 Juli 2020.

Baca Juga: 10 Kepribadian Orang yang Lahir pada Bulan Juli, Salah Satunya Lebih Pentingkan Keluarga

Iwan menambahkan, terkait pemanfaatan berbagai platform pendidikan berbasis teknologi yang telah tersedia, Kemendikbud mendorong pembelajaran dengan model kombinasi (hybrid). Model ini dinilainya bermanfaat menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan inovatif dalam menghadapi revolusi industri 4.0. “Saya yakin model pembelajaran berbasis kombinasi pembelajaran ini akan terbukti efektif meningkatkan kemampuan dan kompetensi siswa dalam bersaing di dunia global saat ini,” kata Iwan.

Melalui pembelajaran dengan model kombinasi, guru dan siswa akan terus melanjutkan penerapan teknologi yang dikombinasikan dengan tatap muka sebagai metode pembelajaran terpadu. Dengan begitu, alat bantu pembelajaran tidak hanya berupa buku teks saja, namun berbagai platform teknologi yang telah dimanfaatkan dalam PJJ selama pandemi.

“Yang paling penting adalah peran guru tidak akan tergantikan teknologi dalam pembelajaran. Namun, untuk mengakselerasi kompetensi siswa peran teknologi akan sangat mendukung,” ujar Iwan.

Baca Juga: Setelah Ada yang Menentang, Muncul Kelompok Alumni Pendukung Din Syamsuddin Sebagai MWA ITB

Iwan menuturkan, teknologi hanyalah alat sehingga kunci utama terletak pada kualitas dan kompetensi para pendidik dalam memanfaatkan teknologi sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang efektif kepada murid-muridnya. Untuk itu, Kemendikbud telah melakukan beberapa hal antara lain menciptakan laman Guru Berbagi. “Kami telah menciptakan sebuah ekosistem belajar buat guru, yang sifatnya gotong royong yaitu laman Guru Berbagi,” ujar Iwan.

Data per 3 Juli 2020 menunjukkan akses laman Guru Berbagi telah mencapai 5,9 juta akses dengan 950 ribu lebih pengunjung. Sebanyak 1,2 juta unduhan di antaranya materi dan Rencana Proses Pembelajaran (RPP) baik untuk PAUD, SD, SMP, SMA dan SLB yang bersifat dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring). “Pelatihan penggunaan teknologi masif kami luncurkan melalui seri webinar per jenjang dan ada topik umum dan khusus per kelasnya,” kata Iwan.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Kabalitbang dan Perbukuan) Kemendikbud Totok Suprayitno mengatakan, pandemi COVID-19 memberikan hikmah positif terutama pada akselerasi pemanfaatan teknologi. “Bagi dunia pendidikan, walaupun menghadirkan berbagai tantangan besar, pandemi COVID-19 memunculkan pembelajaran positif, salah satunya adalah pemanfaatan teknologi dengan skala besar yang begitu cepat guna mendukung proses pembelajaran,” kata Totok.

Oleh karena itu, berbagai macam sumber pembelajaran selama masa pandemi COVID-19 akan tetap diterapkan pada satuan pendidikan di masa kebiasaan baru atau pasca pandemi. “Sumber pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat terbuka ada Rumah Belajar, modul, Buku Sekolah Elektronik, dan sebagainya. Tidak ada kebijakan untuk mengarahkan ke produk tertentu. Apapun itu yang bisa meningkatkan pembelajaran silakan diunduh,” ujar Totok.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat