kievskiy.org

Kondisi Ekonomi Orangtua Lemah, Sejumlah Siswa di Kabupaten Tasikmalaya Akan Belajar Tatap Muka

Ilustrasi belajar jarak jauh.
Ilustrasi belajar jarak jauh. /Pikiran-rakyat.com/Ade Bayu Indra

 

PIKIRAN RAKYAT – Perlu disadari jika pelaksanaan belajar di rumah melalui Daring (dalam jaringan) koneksi internet di Kabupaten Tasikmalaya belum sepenuhnya bisa diterapkan maksimal.

Berbagai keterbatasan menjadi halangan, mulai dari taraf hidup ekonomi siswa (orang tua siswa) yang tidak memiliki fasilitas handpone berbasis android, koneksi internet yang tidak stabil, hingga persoalan biaya kuota.

Untuk mensiasati hal tersebut, maka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya menggunakan dua metode dalam melaksanakan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Baca Juga: Jadwal Premier League Pekan ke-36: Tersajinya Big Match antara Arsenal vs Liverpool

Selain teknis dalam jaringan (daring), pihaknya juga merncang belajar di luar jaringan (Luring).

Dalam pelaksanaannya, ketika proses daring berjalan siswa tetap menggunakan handphone android dan internet dipandu guru dan orang tua. Siswa yang tidak memiliki fasilitas handpone bisa menumpang ke temannya yang memiliki handpone.

Sedangkan untuk teknis pelaksanaan Luring, pembelajaran siswa bisa dikelompokkan tidak lebih dari 10 orang.

Baca Juga: Menteri Perikanan dan Kelautan Edhy Prabowo Blak-blakan Ungkap Perbedaan Sifat Jokowi dan Prabowo

Lantas guru melakukan jemput bola dengan berkeliling memantau kegiatan belajar siswa di rumah atau tempat yang telah ditentukan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya Dadan Wardana mengatakan, teknis penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (KBM) di Kabupaten Tasikmalaya, pemerintah daerah tetap memperhatikan SKB (surat keputusan bersama) 4 menteri. Yakni Menteri Pendidikan, Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan.

"Kami tetap berpatokan dengan SKB 4 menteri. Jadi bagi wilayah di luar zona hijau dilarang pembelajaran tatap muka. Jadi kami di Kabupaten Tasikmalaya tentu memperhatikan arahan itu," jelas Dadan, Selasa, 14 Juli 2020.

Baca Juga: Tidak Banyak Yang Tahu, Sifat Pesimis Ternyata bisa Berpengaruh Buruk pada Kebiasaan Tidur Seseorang

Menurut Dadan, prinsip Belajar Dari Rumah (BDR) ini tentunya dilaksanakan, kaitan dengan keselamatan dan kesehatan siswa, guru dan kepala sekolah itu menjadi faktor utama dalam belajar di rumah.

Kemudian, lanjut dia, siswa dalam melaksanakan pembelajaran harus bermakna. Bagi siswa tetap menuntaskan capaian kurikulum. Selanjutnya, berkaitan dengan siswa yang harus mempelajari kecakapan hidup berkaitan dengan protokol kesehatan wabah Covid-19.

"Adapun teknis yang dilakukan oleh kami yaitu dengan membuat panduan-panduan yang diedarkan kepada masing-masing jenjang sekolah. Terutama kaitan seperti apa pelaksanaan pembelajaran Daring dan Luring," kata dia.

Menurut dia, kondisi di Kabupaten Tasikmalaya memang ada beberapa sekolah yang melaksanakan pembelajaran dengan metode luring. Salah satunya akibat letak medan geografis Kabupaten Tasikmalaya yang cukup jauh dan ada di pelosok, sehingga tidak terjangkau akses internet.

"Berbeda dengan daerah di kota/kabupaten lain di Jawa Barat. Akan tetapi tetap kami harus mengefektifkan bagaimana belajar dari rumah," ujar dia.

Baca Juga: Banyak Warga Kontak Erat dengan MAF, Dua di Antaranya Masuk Kasus Postif Covid-19 di Sumedang

Dadan mengatakan, secara teknis pembelajaran dari rumah dengan metode Daring, Dinas pendidikan membuat grup WhatsApp, guru dan orang tua siswa. Sementara untuk teknis belajar di rumah dengan metode Luring, tentu dinas memberikan arahan kepada guru harus melakukan visit ke wilayah dimana ia mengajar.

"Pengelompokan pembelajaran siswa dengan guru mendatangi lokasi belajar atau rumah siswa tentu tetap mematuhi protokol kesehatan. Misalkan dalam satu kelompok belajar tidak lebih dari 10 orang, dalam menjaga sisi kesehatan dan keselamatan semua," jelas dia.

Oleh karena itu, tambah dia, dinas atau dalam hal ini pemerintah daerah ingin mengedepankan dulu keselamatan. Agar siswa aman, sehat dan tidak terjangkit penyebaran virus.

Pihaknya juga mempertimbangkan adanya hasil kajian ikatan dokter anak Indonesia, dimana kurva peningkatan kasus Covid-19 terhadap anak cukup banyak. Sehingga anak-anak rentan tertular virus.

"Dengan zona Kabupaten Tasikmalaya di luar zona hijau, artinya zona biru, tetap harus waspada," tambah dia.

Adapun khusus untuk akomodasi para guru yang memang melaksanakan kegiatan belajar visit atau langsung ke rumah siswa dengan membentuk kelompok belajar, diutarakan Dadan, itu bisa menggunakan dari anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

"Untuk oprasional atau akomodasi bisa dari BOS, karena dalam keadaan pandemi Covid-19, darurat saya kira bisa dilakukan," terang Dadan.

Hal ini tentu dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga itu (oprasional) bisa disiasati oleh sekolah. Intinya hak anak dalam mendapatkan pendidikan harus tetap berjalan dan terlayani, tentu dengan pertanggungjawaban yang jelas.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat