kievskiy.org

Ada Potensi Radikalisme di Kalangan Pelajar, Disdik Jabar dan Polisi Perkuat Strategi

Kapolda Jabar Irjen Suntana bicara kerja sama mencegah radikalisme dengan Disdik Jabar.
Kapolda Jabar Irjen Suntana bicara kerja sama mencegah radikalisme dengan Disdik Jabar. /Pikiran Rakyat/Novianti Nurulliah Pikiran Rakyat/Novianti Nurulliah

PIKIRAN RAKYAT - Tidak dapat dipungkiri potensi radikalisme dapat tumbuh di kalangan pelajar. Di antaranya hadirnya geng motor yang saat ini meresahkan masyarakat.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan, pihaknya sudah bekerja sama dengan pihak kepolisan terkait tindakan preventif. Di antaranya dilakukan pembinaan dengan melibatkan level Polsek dengan Polres.

"Mereka juga akan komunikasi dengan level sekolah oleh pembinaan pada saat upacara dan kegiatan terutama di kegiatan mata pelajaran PPKN," katanya setelah bertemu dengan Kapolda Jabar, Suntana, di Kantor Disdik Jabar, Jalan Dr. Radjiman, Kota Bandung, Selasa 7 Februari 2023.

Dedi Supandi mengatakan, kolaborasi dengan kepolisian diharapkan akan kian banyak mewujudkan sekolah-sekolah toleransi baik negeri maupun swasta. Tidak hanya itu, Dedi melanjutkan, pihaknya akan menggelar sejumlah kegiatan dengan tujuan memperkuat antiradikalisme di lingkungan sekolah.

Baca Juga: Soal Wanita Bersenjata Terobos Istana Negara, Mahfud MD: Bukti Bahwa Radikalisme Masih Ada

"Nanti juga ada ceramah kebangsaan dengan Kesbangpol, itu dilakukan untuk menangkal, tadi, angka radikalisme geng motor dan narkotika,"ucapnya.

Ke depan, kepolisian pun akan bersinergi dengan sekolah untuk menyampaikan praktik-praktik baik di berbagai momentum. Di antaranya polisi menjadi pembina upacara, latihan-latihan untuk ekstrakurikuler, dan lainnya.

Di sisi lain, Dedi Supandi menyampaikan, dari 5.033 SMA/SMK/SLB di Jabar, saat ini baru sekira 30 persen yang sudah menjadi sekolah toleransi. Pihaknya akan terus mendorong kehadiran sekolah toleransi lainnya di Jabar.  

"Sekolah toleransi di Jabar baru 30 persennya dari 5.033 sekolah. Itu pun hanya beberapa sekolah negeri. Targetnya, diharapkan pada tahun 2023-2024 terus berjalan sampai 50 persen," kata Dedi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat