PIKIRAN RAKYAT – Beberapa hari setelah kebocoran data Facebook besar-besaran menjadi berita utama, kali ini platform LinkedIn pun turut dilaporkan mengalami hal yang sama.
Dunia kini tengah digemparkan terkait pemberitaan bahwa data pengguna LinkedIn bocor hingga diperjualbelikan.
Platform jejaring profesional yang memiliki banyak pengguna itu menemukan sejumlah data dari pengguna mereka terekspos dan dijual.
Arsip berisi data yang konon diambil dari 500 juta profil LinkedIn telah dijual di forum peretas populer, dengan 2 juta catatan lainnya bocor sebagai sampel bukti konsep oleh penulis pos.
Baca Juga: Kembali Memanas, Milisi Houthi Yaman Kembali Lakukan Serangan ke Arab Saudi
Baca Juga: Jepang Buang Limbah Radioaktif Fukushima ke Laut, China Mengaku Prihatin
Situs resmi LinkedIn melaporkan dari hasil penyelidikan yang telah dilakukan, mereka menemukan bahwa data yang bocor tersebut adalah agregasi dari sejumlah situs dan perusahaan.
"Data itu termasuk profil yang bisa dilihat publik, yang kelihatannya diambil dari LinkedIn," tulis LinkedIn.
Kendati demikan, pihak LinkedIn menegaskan bahwa data pengguna tidak diretas, tetapi data tersebut diambil dengan cara scraping atau menghimpun informasi yang ada di profil publik.
Baca Juga: Chelsea vs Porto, Thomas Tuchel Tuntut Kemenangan di Liga Champions