/photo/2020/01/13/2481319776.jpg)
PIKIRAN RAKYAT - Dalam surat dakwaan penuntut umum KPK, semakin kentara peran anggota DPRD Jabar, Waras Wasisto, dalam proses terjadinya suap kepada terdakwa mantan Sekda Jabar, Iwa Karniwa. Peran Waras dimulai dari awal dipertemukannya Iwa Karniwa dengan pihak Meikarta hingga setiap pencairan uang suap.
Namun hingga kini anggota DPRD Jabar dari FPDIP tersebut belum juga ditetapkan tersangka oleh KPK.
Dalam dakwaan, penuntut umum KPK Yadyn menjelaskan tentang pertemuan awal terdakwa Iwa dengan pihak Meikarta. Malahan awalnya yang melakukan pertemuan dengan pihak Meikarta adalah Waras Wasisto (anggota DPRD Jabar dari F-PDIP) melalui Soleman angggota DPRD Bekasi dari PDIP.
Pertemuan dilakukan Juli 2017, dari pihak Meikarta diwakili Hendri Lincoln dan Neneng Rahmi Nurlaili di JCO rest area KM 38 arah Cikampek. Bahkan pada Juli 2017 setelah pertemuan di KM 38 Hendri dan Neneng bertemu di Rest area KM 72 RM Ciganea melalui Waras bertemu dengan tedakwa Iwa.
Pada saat itu pula terdakwa Iwa meminta kepada Waras untuk menyampaikan kepada Hendri dan Neneng untuk menyediaan uang Rp 1 miliar guna persiapan terdakwa maju jadi bakal calon gubernur Jabar dari PDIP. Setelah disampaikan, mulailah terjadi pencairan uang suap.
Penyerahan uang tersebut selalui melalui jalur Waras Wasisto. Yakni dari pihak Meikarta diberikan kepada Soleman kemudian diteruskan ke Waras Wasisto.
Dalam pemberian uang tersebut, Iwa karniwa tidak menerima langsung dan hanya dilapori oleh Waras Wasisto tentang adanya pemberian uang dari pihak Meikarta. Uang tersebut oleh waras sesuai perintah Iwa karniwa dibuatkan reklame untuk dipasang di lima kota/kabupaten yakni Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Purwakarta.