PIKIRAN RAKYAT - Anggota Komisi IV DPR RI, drh. Slamet mendesak defisit bahan pangan di beberapa provinsi agar segera terpenuhi. Pemerintah seyogyanya turun langsung terkait defisit bahan pangan ini agar jangan sampai rakyat jadi korban.
"Perihal defisit bahan pangan tersebut dirinya mendapatkan informasi dari media yang mengutip pernyataan orang nomor satu di republik ini," kata Slamet dalam pernyataannya, Selasa 5 Mei 2020.
Baca Juga: Waspada! Panic Buying Diduga Jadi Strategi Bank Emok di Sukabumi
Dia mempertanyakan pernyataan Kementerian Pertanian yang menyatakan, stok cukup, tapi presiden berkata sebaliknya. "Ini dua hal yg bertentangan, tentunya pasti ada yang gak bener,” kata wakil rakyat asal Sukabumi ini.
Pihaknya minta jaminan Kementan, agar data yang disampaikan terkait stok pangan yang cukup itu benar. "Defisit bahan pangan akan berdampak negatif buat masyarakat sendiri. Jangan sampai bangsa yang besar merasakan dampaknya. Harus segera dicarikan solusinya dengan kemandirian pangan," katanya.
Baca Juga: Pemakaman Didi Kempot akan Dilasungkan di Jawa Timur, Berikut Lokasinya
Defisit pangan terjadi di beberapa komoditas dan beberapa provinsi, yakni komoditas gula pasir di 30 provinsi dan bawang putih 31 provinsi. "Komoditas lain yang mengalami defisit, yakni telur ayam di 22 provinsi, beras di 7 provinsi, jagung di 11 provinsi. Kemudian, stok cabai besar di 23 provinsi, cabai rawit di 19 provinsi, dan bawang merah di satu provinsi. Adapun stok untuk minyak goreng diperkirakan cukup untuk 34 provinsi," katanya. ***