PIKIRAN RAKYAT - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Bandung Barat menargetkan pengumpulan zakat fitrah pada Idul Fitri 1441 Hijriah sebesar Rp 14 miliar. Target tersebut meningkat Rp 1 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Meski demikian, target pengumpulan zakat fitrah tahun ini masih terlampau kecil jika dibandingkan dengan total jumlah penduduk KBB yang mencapai 1,8 juta jiwa. Dengan besaran zakat fitrah Rp 30.000/orang, potensi maksimal bisa mencapai lebih dari Rp 50 miliar.
"Kalau pemasukannya maksimal, bisa jauh lebih besar dari target Rp 14 miliar karena jumlah penduduk banyak," ujar Ketua Baznas KBB Hilman Farid, Jumat 15 Mei 2020.
Baca Juga: Pemudik dari Bekasi Tularkan Covid-19 ke Keluarga, Satu Desa di Kuningan Lockdown
Pada tahun 2019, zakat fitrah yang masuk ke Baznas KBB mencapai Rp 13 miliar. Sementara untuk tahun ini, Baznas belum bisa memastikan jumlah pasti zakat fitrah yang bisa terkumpul.
"Tentu target kenaikan jumlah muzakki setiap tahunnya meningkat, artinya ada peningkatan kesejahteraan juga. Tahun lalu Rp 13 miliar, tahun ini ditargetkan naik Rp 1 miliar," katanya.
Hilman mengungkapkan, belum maksimalnya pemasukan zakat fitrah ke Baznas karena banyak juga yang disampaikan langsung secara pribadi masing-masing tanpa melalui amil zakat. Namun menurut dia, pengumpulan zakat melalui amil lebih utama berdasarkan keterangan yang sahih.
Baca Juga: Bupati Garut Akui Bingung Menerapkan Aturan Terkait Mudik Lokal
Di Bandung Barat, warga yang paling banyak menitipkan zakat fitrahnya melalui amil hanya Kecamatan Lembang, Cipatat, dan Padalarang. Sedangkan untuk wilayah selatan seperti Kecamatan Cihampelas, Cililin, Sindangkerta, dan kecamatan lainnya, dibagikan sendiri.
"Untuk wilayah selatan itu kebanyakan disampaikan melalui ustaz setempat. Biasanya mereka menyasar tetangga sendiri yang membutuhkan," ujarnya menambahkan, besaran zakat fitrah tahun sekarang sebesar Rp 30.000 atau 2,5-3 kg beras atau setara dengan 1 sha'.