PIKIRAN RAKYAT - Apa definisi kebahagiaan? Banyak orang berspekulasi bahwa bahagia bisa didapat jika kita berkecukupan, memiliki banyak harta dan bisa mendapatkan segalanya yang diinginkan.
Namun bahagia bukan hanya terbatas akan hal itu. Karena kebahagiaan bisa didapatkan ketika jiwa yang dan diri penuh dengan rasa syikur yang mendalam.
Ada pula yang mengukur kebahagiaan dengan melihat standar kebahagiaan orang lain. Ini salah satu hal yang salah yang dilakukan oleh manusia.
Bahkan beberapa dokter spesialis kesehatan jiwa menilai bahwa mengukur standar kebahagiaan orang lain malah akan menghambat kebahagiaan diri sendiri.
Baca Juga: Rahasia Halalbihalal: Bahagia, Sehat, dan Umur Panjang
Dampak melihat standar kebahagiaan orang lain
Dalam hal ini, mereka cenderung melihat apa yang dimiliki orang lain yang terlihat bahagia sehingga berpikir jika kita memiliki apa yang mereka miliki akan ikut sama-sama bahagia.
Dampaknya, karena selalu melihat standar kebahagiaan ornag lain, mereka cenderung tertekan karena memaksakan diri menyamakan dirinya dengan apa yang ada pada orang lain.
“Misalnya usia segini mestinya sudah menikah, usia sekian mestinya sudah bekerja. Kemudian kalau sudah menikah, mestinya sudah hamil, begitu. Jadi banyak sekali standar-standar sosial yang menjadi tekanan, itu akan menghambat orang menjadi bahagia," ungkap dokter spesialis jiwa dari RSUD Tarakan Jakarta, dr Zulvia Oktanida Syarif.
Baca Juga: Manfaat Berpelukan Bagi Kesehatan Mental dan Kebahagiaan, Bisa Kurangi Stres