kievskiy.org

Mendag Klaim Indonesia Produsen Utama Sarang Burung Walet Dunia, China Bakal Beli hingga Rp16 Triliun

Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi menyebut Indonesia memiliki potensi ekspor sarang burung walet yang luar biasa besarnya.
Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi menyebut Indonesia memiliki potensi ekspor sarang burung walet yang luar biasa besarnya. /Pixabay/SaraLjungberg

PIKIRAN RAKYAT - Muhammad Lutfi yang merupakan Menteri Perdagangan (Mendag) mengungkapkan bahwa, sarang burung walet memiliki nilai yang luar biasa, dan Indonesia adalah produsen utama dunia untuk komoditas ini.

“Indonesia menjadi produsen utama sarang burung walet untuk dunia. Bahkan, kalau tidak salah saya, hampir 80 persen kapasitas dunia itu disuplai dari Indonesia,” ujarnya.

Berkaitan dengan hal tersebut, Mendag mengatakan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mendorong peningkatan ekspor sarang burung walet.

“Kita akan mengadakan shifting, mengadakan persamaan aturan-aturan antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan. Idenya satu bahwa kita akan mencoba menggalakkan ekspor kekayaan Indonesia ini untuk mendapatkan hasil terbaik bagi petani-petani kita, bagi industri di dalam negeri,” katanya.

Baca Juga: Selentingan Novel Baswedan Terancam Dipecat Mencuat, Said Didu: Sesuai Tujuan Pak Fahri Hamzah?

Hal tersebut disampaikan Mendag Muhammad Lutfi saat memberikan keterangan pers, usai mengikuti Rapat Terbatas yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) membahas pengembangan budidaya sarang burung walet dan tanaman porang, Selasa 4 Mei 2021.

Tak hanya itu, Muhammad Lutfi juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2020, ekspor Indonesia untuk komoditas sarang burung walet mencapai sekitar 1.316 ton dengan nilai 540 juta Dolar Amerika Serikat (AS).

Kendati demikian, dikarenakan masing-masing negara tujuan utama mempunyai harga yang berbeda, Mendag Muhammad Lutfi menyebut terdapat disparitas harga yang luar biasa dari komoditas sarang burung walet.

“Misalnya sebagai contoh Hongkong yang kita menjual hampir lebih dari 85 persen dari ekspor kita, harga per kilogramnya itu hanya 88 Dolar (AS), sedangkan di RRT (Republik Rakyat Tiongkok) harga satu kilogramnya lebih dari 1.500 Dolar (AS),” tuturnya, sebagaimana Pikiran-Rakyat.com kutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat