PIKIRAN RAKYAT - Jatuhnya harga minyak menyebabkan produsen minyak dan gas alam mengalami kerugian yang besar.
Pemiliki perusahaan minyak dan gas alam Capotan Energy Craig Blair melihat produksinya di Permian Basin mengalami kebangkrutan.
Perusahaan miliknya ini biasanya memperoleh 15.000 barel minyak per hari, namun sejak pandemi virus corona dirinya hanya dapat memperoleh 6.000 barel.
Halaman Blair dipenuhi oleh generator, konstruksi, dan mesin bor, akan tetapi semuanya tertutup untuk melindungi dari sinar matahari.
Baca Juga: NU Purwakarta Manfaatkan Masjid Sebagai Pusat Koordinasi Penanganan Covid-19
Blair telah membangun bisnisnya dengan model swasembada, yaitu selain mengekstraksi minyak dan gas, ia juga memiliki bengkel dan kantor, bahkan ia berencana untuk masuk ke dunia perternakan.
Akan tetapi rencana besarnya harus tertunda akibat pandemi virus corona yang telah memukul industri minyak.
Pada 20 April 2020, harga satu barel minyak turun di bawah nol karena pasar mengalami penjenuhan dan permintaan telah berkurang.
Baca Juga: Sempat 3 Hari Nihil Kasus Baru, 6 Orang Terpapar Covid-19 di Kabupaten Sukabumi