kievskiy.org

Pandemi Covid-19, UMKM Terkoneksi Digital Lebih Mampu Bertahan Hadapi Krisis

PRODUK UMKM.
PRODUK UMKM. /ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - PELAKU UMKM yang terkoneksi dengan ekosistem digital terbukti lebih mampu bertahan menghadapi krisis, termasuk pandemi Covid-19. Sayangnya, saat ini, baru 13 persen atau sekitar 8 juta UMKM yang sudah masuk dalam ekosistem digital.

Sementara 87 persen UMKM lainnya masih memakai sistem offline. "UMKM yang memanfaatkan marketplace lebih bisa bertahan di tengah lesunya ekonomi seperti saat ini," ujar Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, dalam sebuah webinar, Kamis 25 Juni 2020.

Dia mengatakan, pandemi Covid-19 harus dijadikan momentum untuk mempercepat digitalisasi UMKM di Indonesia. Adapun peningkatan transaksi melalui digital sebagian besar terjadi pada segmen kebutuhan primer, termasuk makanan, minuman, perlengkapan sekolah, perlengkapan kesehatan pribadi (masker, hand sanitizer, dsb).

Baca Juga: ASN dan Honorer Disdukcapil Cirebon Terkena OTT dan Ditangkap Polda Jabar,Bupati Akhirnya Buka Suara

"Kami selalu berdialog dengan para pelaku e-commerce dan pedagang pasar untuk mengingatkan bahwa perubahan perilaku konsumen ini harus diantisipasi dan ada tren belanja digital yang harus direspon,” paparnya.

Menurut Teten, digitalisasi UMKM sudah masuk ke berbagai sektor. Digitalisasi tersebut bahkan sudah digunakan oleh warung-warung tradisional di pasar.Terlebih juga saat ini kesadaran masyarakat dan konsumen mengenai higienitas makin tinggi, sehingga pembenahan UMKM dengan digitalisasi merupakan upaya nyata untuk memperkuat daya saing mereka agar bisa masuk ke pasar yang lebih luas dan modern. 

Baca Juga: Nilai SAKIP Disparbudpora Terendah, Padahal Sumedang Kabupaten Pariwisata

“Perlu dukungan dari BI, terutama dukungan digital payment untuk pengembangan KUMKM. Smesco Indonesia juga sudah memakai QRIS (QR Indonesia Standard). Ini jika makin diperluas dengan digitalisasi akan menjadi momentum UMKM untuk mengakses pasar lebih besar selain ada kemudahan untuk konsumen dan produsen di hulu, reseller di online juga akan saling kontribusi,” ujarnya.

Meskipun begitu, faktanya memang tidak mudah untuk mendampingi UMKM untuk masuk ke dunia digital. Salah satu sebabnya adalah penguasaan teknologi yang masih rendah hingga kekuatan merespon konsumen secara daring juga masih lemah. 

Baca Juga: 1.007 SKD Terindikasi Palsu di PPDB,Ganjar Pranowo: Yang Nitip, Marah, Maaf Kami Tidak Bisa Membantu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat