kievskiy.org

1.007 SKD Terindikasi Palsu di PPDB,Ganjar Pranowo: Yang Nitip, Marah, Maaf Kami Tidak Bisa Membantu

GUBERNUR Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengevaluasi PPDB Jateng 2020 yang sarat masalah.*
GUBERNUR Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengevaluasi PPDB Jateng 2020 yang sarat masalah.* /DOK. HUMAS PEMPROV JATENG

PIKIRAN RAKYAT - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengaku mendapat tekanan luar biasa selama proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2020.

Tekanan juga dirasakan wakil gubernur, banyak orang yang mencoba menekan dirinya hingga Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng). Mengecek moralitas ini menurut Ganjar memang tidak mudah.

"Tekanan luar biasa, sampai pak Wagub namanya dicatut. Alhamdulillah pak wagub langsung mengklarifikasi.

Baca Juga: Ashanty Ungkap Perasaannya Saat Ditanya Sulitnya Menjadi Ibu Sambung Aurel dan Azriel Hermansyah

Maka kami mohon maaf, kalau yang selama ini nitip, marah-marah karena kami tidak bisa membantu, ini semata karena sistem yang memang terbuka dan publik bisa melihat pergerakannya," kata Ganjar di sela sela sidak penutupan proses PPDB SMK/SMA di Dinas Pendidikan Jawa Tengah, Kamis 25 Juni 2020.

Mengenai hasil pengecekan terakhir, menurut Ganjar salah satu yang mencolok adalah, banyaknya penggunaan Surat Keterangan Domisili (SKD) pada proses PPDB Jateng 2020.

Tercatat, ada 13.834 calon siswa yang menggunakan SKD. Dari jumlah itu, ada 1.007 calon siswa yang mencabut berkas SKD-nya karena terindikasi aspal (asli tapi palsu).

Baca Juga: Ingin Hidup Seumur Nabi Muhammad, Anang Hermansyah: Allah, Cabut Aku Kalau Aku Sudah Menyusahkan

"Hari ini PPDB ditutup. Setiap hari memang saya pantau terus karena ada beberapa problem. Diantaranya SKD ini, hari ini kami temukan ada 13.834 calon siswa yang mendaftar pakai SKD. 1.007 diantaranya dia beralih, itu ada indikasi kemungkinan palsu," kata Ganjar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat