kievskiy.org

Angkutan Logistik Sangat Tidak Stabil, Tekan Curva Covid-19 agar Bisa Bertahan

Ilustrasi industri logistik, muatan barang.
Ilustrasi industri logistik, muatan barang. /PIxabay/PublicDomainPicture

PiKIRAN RAKYAT - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan Umiyatun Hayati Triastuti mengungkapkan, masa pandemi Covid-19 ini sangat tidak stabil karena kegiatan ekonomi, kapasitas utilisasi dan produktivitas belum pulih. Bahkan, yang terjadi adalah defisit dan utang kian meningkat.

"Dibutuhkan sinergi antarpelaku usaha agar angkutan logistik dapat bertahan hidup dan tumbuh baik di masa pandemi maupun pascapandemi Covid-19," kata Umiyatun Hayati Triastuti dalam webinar bertajuk “Strategi Pemulihan Angkutan Logistik pada Masa Pandemi Covid-19”, Kamis 1 Oktober 2020.

Dikatakan, penyesuaian baru antara rantai pasok global dengan adaptasi, digitalisasi, kesiapsiagaan untuk keberlanjutan sistem rantai pasok logistik, dan logistik telah menjadi tulang punggung bagi sektor lainnya yang membutuhkan distribusi barang. Namun dengan adanya pandemi Covid-19, diperlukan kajian untuk memulihkan logistik di Indonesia.

Baca Juga: 64 Persen Masyarakat Tak Yakin Naik Pesawat Aman dari Paparan Covid-19

Di masa pandemi para pelaku industri logistik harus dapat melakukan penyesuaian dan merumuskan bentuk strategi baru di era transisi menuju adaptasi baru.

Kebijakan dan dukungan penuh dari regulator dapat mendorong sektor usaha jasa angkutan barang/logistik agar tetap bisa bertahan dan bangkit kembali secara bertahap. Sehingga proses pendistribusian pasokan kemanusiaan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.

“Dalam rangka pemulihan kesehatan dan ekonomi ini harus dilakukan dalam satu kemudi. Instrumennya adalah menekan kurva Covid-19 dengan berbagai protokol kesehatan. Jika kurva Covid-19 berhasil ditekan, maka kita bisa mulai dengan Jaring Pengaman Sosial (JPS), dan Jaring Pengaman Sektor Riil (JPSR),” ujarnya.

Baca Juga: Diet Cepat dengan Telur Rebus, Berat Bedan Turun dalam Waktu 2 Minggu?

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza sebagai pembicara kunci menyebutkan, Pandemi Covid-19 menyadarkan perlunya akselerasi sistem transportasi di masa depan. Smart mobility and logistik, automated & autonomous vehicle yang terintegrasi dengan system cerdas akan berdampak pada sistem transportasi jangka panjang.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat