PIKIRAN RAKYAT - Bank syariah hasil penggabungan akan masuk dalam 10 bank terbesar dunia.
Hery Gunardi, Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN mengatakan, seluruh proses dan tahapan-tahapan rencana merger akan terus dikawal hingga tuntasnya integrasi ketiga bank peserta penggabungan.
"Total aset dari Bank Hasil Penggabungan akan mencapai Rp214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun. Dengan demikian Bank Hasil Penggabungan akan masuk ke dalam Top 10 bank terbesar di Indonesia dari sisi aset dan Top 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar," kata Hery Gunardi dalam keterangan di Jakarta, Rabu 21 Oktober 2020.
Baca Juga: UU Cipta Kerja Mulai Dibahas Bareng Luhut Pada 2016 Lalu, Mahfud MD: Direshuffle, Macet Itu
Bank syariah milik BUMN yakni PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS) telah mempublikasikan Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha (merger) mencakup penjelasan visi, misi, dan strategi bisnis.
Sesuai Ringkasan Rencana Merger disampaikan, Bank Hasil Penggabungan akan memiliki modal dan aset yang kuat dari segi finansial, sumber daya manusia, sistem teknologi informasi, maupun produk dan layanan keuangan untuk dapat memenuhi kebutuhan nasabah sesuai dengan prinsip syariah.
Hal ini diharapkan mampu meningkatkan penetrasi aset syariah serta meningkatkan daya saing untuk mencapai visi “Menjadi Salah Satu dari 10 Bank Syariah Terbesar Berdasarkan Kapitalisasi Pasar Secara Global dalam Waktu 5 Tahun ke Depan”.
Baca Juga: Liga Champions Ajax vs Liverpool: Membaca Emosi Jurgen Klopp Soal Van Dijk dan Rekrutan Bek Anyar
Bank Hasil Penggabungan akan tetap menjadi perusahaan terbuka, dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan ticker code BRIS.
Komposisi pemegang saham pada Bank Hasil Penggabungan adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 51,2%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) 25,0%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4%, DPLK BRI - Saham Syariah 2% dan publik 4,4%. Struktur pemegang saham tersebut adalah berdasarkan perhitungan valuasi dari masing-masing bank peserta penggabungan.