PIKIRAN RAKYAT - Pandemi Covid-19 telah menimbulkan banyak masalah dan ancaman seperti kesehatan, sosial ekonomi, dan ketidakstabilan. Penyakit ini datang ketika kondisi kesehatan jiwa sedang kurang menguntungkan dan membuat menjadi semakin parah.
Demikan diungkapkan pendiri Ruang Empati dr Teddy Hidayat dalam pembukaan Kolaborasi Internasional dalam Workshop Kesehatan Jiwa pada Pandemi Covid-19, Senin 11 Januari 2021.
Menurut dia, sebelum pandemi gangguan mental emosional di Indonesia 6,1% atau atau 11.315.500 orang menurut Riskesdas Kementerian RI 2018.
Baca Juga: Tim DVI Akui Hadapi Tantangan Berat Lakukan Identifikasi Jenazah Korban Sriwijaya Air yang Tak Utuh
"Tetapi yang diobati secara medik hanya 9% atau dengan perkataan lain 91% tidak diobati secara medik," ujar dia.
Setelah 5 bulan pandemi, lanjut dia, survei PDSKJI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia) mendapatkan angka gejala cemas menjadi 65%, depresi 62% dan ptsd (gangguan stress pasca trauma) 75%. Sementara survei CESD Unpad setelah 6 bulan pandemik mendapatkan gejala depresi 47%, stres akut dan ptsd 35,51%.
"Kondisi ini dapat menyebabkan disabilitas dan akan menjadi beban serta kendala dalam pemulihan baik kesehatan maupun ekonomi," ujar dia.
Baca Juga: Bank BRI Pastikan Layanan Perbankan Tak Terganggu Selama PPKM Jawa-Bali
Melalui workshop tersebut, kata dia akan dibahas berbagai isu strategi di bidang kesehatan jiwa. Akreditasi didapat dari Ikatan Dokter Indonesia atau IDI dan Ikatan Psikologi Klinik Indonesia.